Mohon tunggu...
S. Kholipah
S. Kholipah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang belajar menulis

Setiap hari belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary

Surat Cinta untuk Dakwah

30 Oktober 2022   12:53 Diperbarui: 30 Oktober 2022   12:57 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Aku pernah terheran-heran kepada orang yang begitu semangat dan tak mengenal lelah dalam mengajak orang lain pada kebaikan, padahal orang itu bukan saudaranya ataupun keluarga dekatnya. Tapi kenapa mereka begitu ingin mengajak orang lain pada kebaikan?

Jika di pikir-pikir 'buat apa sih bikin ribet diri sendiri dengan mengajak orang lain pada kebaikan, hidup masing-masing aja, gak perlu ngurusin hidup orang lain, biarin aja dia mau ngelakuin hal buruk atau sebagainya'

Pikiran seperti itu pernah terlintas di pikiranku. Namun setelah mendapatkan banyak penjelasan tentang dakwah, sedikit demi sedikit pandanganku terhadap dakwah mulai berubah. Terutama setelah membaca ayat dalam Al Quran tentang dakwah.

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Surat Ali Imran ayat 104)

Tapi walaupun sudah membaca ayat tentang dakwah dan mengetahui keutamaannya. Aku tidak langsung terjun ke dunia dakwah. Aku berpikir, jika ingin mengajak orang lain pada kebaikan maka diri sendiri dulu yang harus diperbaiki atau setidaknya diri ini sudah taat pada perintah dan larangan Allah. Hingga akhirnya aku tidak pernah memulai dakwah karena beralasan aku belum pantas mengajak orang lain pada kebaikan.

Namun, jika aku menunggu diriku menjadi orang soleh lalu kemudian baru berdakwah, maka entah kapan aku akan memulai dakwah. Apalagi sangat berbahaya jika aku menganggap diriku sudah soleh lalu kemudian berdakwah, seakan-akan aku adalah orang paling benar dan soleh.

Dengan seiringnya waktu berjalan, mindsetku tentang dakwah pun semakin membaik. Ternyata dakwah itu sudah menjadi kewajiban setiap muslim. Dakwah tidak harus berceramah di atas mimbar atau di hadapan banyak orang, atau ketika kita sudah menjadi orang yang soleh. Dakwah juga tidak harus selalu dilakukan dengan ucapan atau perkataan. Kita mencontohkan perilaku yang baik pun itu sudah termasuk dakwah.

Dakwah bisa dilakukan mulai dari hal yang paling kecil, contohnya seperti mengajak teman sholat tepat waktu ketika adzan sudah berkumandang. Bahkan zaman sekarang banyak sekali cara untuk mengajak orang lain pada kebaikan tanpa harus memperlihatkan diri kita. Contoh salah satunya menjadi content creator yang membuat video short yang berisi tentang mengajak pada kebaikan.

Dakwah itu memang tidak mudah tapi bukan berarti kita tidak bisa melakukannya. Ada perkataan Imam Syahid Hasan Al-Banna yang memberikan perumpamaan tentang dakwah. "Di setiap tempat terdapat pusat pembangkit listrik. Para pegawai memasang instalasinya di seluruh penjuru kota, memasang tiang dan kabel, setelah itu aliran listrik masuk ke pabrik-pabrik, rumah-rumah, dan tempat-tempat lain. jika aliran listrik tersebut kita matikan dari pusat pembangkitnya, niscaya seluruh penjuru kota gelap gulita. Padahal saat itu tenaga listrik ada dan tersimpan di pusat pembangkit, hanya saja tenaga listrik yang ada tidak dimanfaatkan." Begitu pula dengan Al-Quran Al Karim, ia adalah pusat pembangkit "tenaga" bagi kaum muslimin.

Tugas kita sebagai pendakwah adalah mengalirkan kekuatan ini ke setiap hati orang-orang muslim agar senantiasa bersinar dan menerangi sekelilingnya.

Jangan dulu memikirkan hal besar yang harus kita lakukan untuk menebar kebaikan, mulailah dulu dari hal-hal terkecil di sekitar kita. Mungkin dari hal kecil yang terus dikerjakan secara konsisten akan membuahkan kebaikan yang sangat besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun