Wanita nembaklah duluan sebelum Anda didatangi lelaki yang Anda tidak suka tetapi baik agamanya. Anda menjadi dilema. Anda tolak, bisa timbul fitnah, Anda terima, bisa menderita karena Anda tidak suka. So, tembaklah lelaki baik yang disuka.
Demikian status Facebook seorang teman yang menggelitik hati saya untuk tahu lebih jauh pandangan Islam terhadap perempuan yang menawarkan diri.
Masyarakat Indonesia khususnya Jawa masih menganggap tabu perempuan yang menawarkan diri. Perempuan diidentikkan sebagai sosok pasif, pemalu, dan cenderung menunggu. Jika perempuan berinisiatif dulu, dianggap agresif, rendah harga dirinya, tidak tahu malu.
Fakta menunjukkan jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki dan perempuan sangat bahagia menjadi satu-satunya pendamping suami. Kedudukan lelaki dan perempuan dalam Islam adalah sama. Termasuk dalam hal menawarkan diri (untuk dinikahi).
“Sikap menawarkan diri menunjukkan ketinggian akhlak dan kesungguhan untuk menyucikan diri. Sikap ini lebih dekat kepada ridha Allah dan untuk mendapatkan pahala-Nya.” (Husein Muhammad Yusuf, Memilih Jodoh dan Tata Cara Meminang dalam Islam)
Ibnu Hajar menjelaskan, “Dan seorang wanita yang menginginkan kawin dengan laki-laki yang lebih tinggi kedudukannya daripada dirinya juga tidak tercela, lebih-lebih jika dengan tujuan yang benar dan maksud yang baik, mungkin karena kelebihan agama laki-laki yang hendak dilamar atau karena suatu keinginan (rasa cinta) yang apabila didiamkan akan menyebabkan terjatuh ke dalam hal-hal yang terlarang.”[1]
Khadijah Ra. menawarkan dirinya kepada Muhammad Saw. karena ketertarikannya terhadap akhlak beliau. Awalnya Khadijah mencari informasi sejelas-jelasnya tentang Muhammad dengan mengutus Maisarah – karyawan Khadijah- untuk mengikuti perjalanan dagang bersama Muhammad.
Setelah informasi cukup, Khadijah mengutus Nafisah binti Munayyah untuk menjajaki kemungkinan dan menawarkan apabila terlihat peluang. Lalu keduanya menikah setelah keluarga Muhammad meminang secara resmi kepada keluarga Khadijah.
Cara Perempuan Menawarkan Diri
- Melalui orang tua/kerabat
Seperti yang dilakukan Syafuraa (putri Nabi Syuaib) kepada ayahnya.
Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai ayahku! Jadikanlah ia sebagai pekerja (pada kita)… .”(QS. Al Qashas: 26)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!