Mohon tunggu...
SITI HOLILAH
SITI HOLILAH Mohon Tunggu... -

membaca adalah kunci sukses

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masih Dilema Memilih Pilihan?

12 Juni 2013   06:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:10 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Allah adalah tuhan kita, yang menciptakan manusia, jin, malaikat dan dunia beserta isi-isinya. Maka dari itu kita sebagai makluk ciptaanya harus banyak, bersyukur dan berdoa kepadanya. Bersyukur karena kita sudah diberikan kesempatan hidup di dunia, kesempatan untuk saling merasakan dan bersyukur karena kita bisa saling mencintai satu sama lain.

Berbicara tentang masalah cinta. Kita sebagai mahluk yang tidak akan lepas dengan perasaan cinta, kadang kala bingung memilih pilihan yang ada. Bingung memilih dua orang yang sama-sama kita cintai bingung harus bagaimana, siapa yang harus dibela, siapa yang lebih berjasa, dan siapa yang harus di pilih.

Orang tua dan calon pasangan hidup mungkin dua-dua nya sama-sama berarti. Tapi, bagaimana jika kita dikondisikan harus memilih salah satu diantara mereka. Siapa yang akan di pilih. Disisi lain orang tua adalah orang yang paling berjasa dan yang paling berarti, orang yang membesarkan kita, orang yang sudah mengajarkan kita segala hal. Sedangkan calon pasangan hidup kita juga sama berartinya seperti orang tua kita, pasangan hidup memberikan cinta, yang akan memberikan kehidupan baru dimasa depan.

Mungkin kita bisa memilih dua-duanya, tetapi banyak kasus yang sering terjadi disekitar kita seperti orang tua yang tidak setuju terhadap pilihan calon pasangan hidup sang anak, atau orang tua yang memaksa ingin menjodohkan anaknya. Kadang kita berfikir orang tua kita egois, tidak mengerti dan menghargai keinginan sorang anak dll. Padahal tanpa sadar kita tidak pernah tahu orang tua kita bersikap seperti itu karena mereka perduli terhadap masa depan kita, tidak ada orang tua yang tidak menginginkan anaknya untuk bahagia, orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya.

Tetapi bagaimana jika pasangan hidup yang sangat kita cintai juga sebenarnya sudah hampir mendekati sempurna, sesuai dengan kriteria kedua orangtuanya, namun orang tuanya tidak menginginkan pilihan kita itu? Nah disini berarti kita harus aktif, aktif disini berani menunjukan pendapat yang sebenarnya secara rill. Menunjukan kepada orang tua kita bahwa pilihan yang kita pilih sudah benar-benar yang terbaik,dan buktikan bahwa kita bahagia terhadap pilihan kita sendiri, tanpa menyakiti, dan tetap menghargai pilihan orang tua kita.

Pada dasarnya kebahagiaan kita adalah kebahagiaan orang tua kita juga. Jika orang tua melihat anaknya bahagia dengan pilihannya, maka orangtua kita juga pasti mengerti dan akan bahagia juga jika melihat kita bahagia.

Salam UG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun