Mohon tunggu...
SITI HOLILAH
SITI HOLILAH Mohon Tunggu... -

membaca adalah kunci sukses

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Segi Tiga Anakmuda

7 Mei 2013   19:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:56 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Matahari nampaknya sudah mulai naik, dan itu tandanya hari sudah pagi. Yah seperti biasanya sebentar lagi pintu kamarku berbunyi tok, tok, tok! Bangun nay! Itu adalah suara ibuku yang setiap pagi selalu begitu. Yah namanya juga anak perempuan masa bangunnya siang, apalagi masih ada tanggung jawab harus sekolah.

“oooouuuhhh” teriakku sambil menguap.

Oh iya sampai lupa hai sobat perkenalkan nama aku adalah Naya, tepatnya Naya Raisa Ashanti. Aku masih duduk di bangku kelas 2 SMP, yah masih labil-labilnya lah, aku hanya tinggal berdua dengan ibuku, ayahku sudah meninggal sejak aku berumur 7 tahun. Ibuku sangat cerewet meskipun selalu sibuk tetapi dia sangat sayang sama aku dan selalu memperhatikan kehidupan anaknya, maklum lah namanya juga anak semata wayang apalagi kita cuma hidup berdua.

Hm..sebelum aku berangkat ke sekolah akan ku ceritakan sedikit tentang keluarga kecilku termasuk hobby-ku. Sejak dulu aku paling suka bersepeda aku cewek tapi ga seperti yang kalian bayangkan loh. Hm.. katanya sih aku cewek yang sedikit tomboy. Oya tentang ibukku, Ini itu selalu ditanyakan ibuku, makan, mandi, belajar, sekolah dan lain-lain deh. Oh ya satu lagi tentang teman baikku aku punya teman cowok namanya Alex, biasanya sih aku panggil dia Alay haha lucu yah, Alay itu orangnya ganteng, tinggi putih ga heran dia banyak disukai anak-anak perempuan satu sekolah. Dan yang satu ini si cantik namanya Oim. Dia itu sangat feminin beda banget sama aku. Mereka berdua sahabatku sejak TK bahkan sampai sekarang kita masih satu sekolah loh. Orang tua aku dan orang tua mereka juga berteman makannya kita sangat deket banget.

Sudah ya ceritanya, kalo keterusan bisa-bisa aku terlambat pergi kesekolah. Ibu sudah menunggu di mobil. Aku berlari menuju bangku paling depan. Lalu ibu berkata padaku,

“Lama banget sih..ini kan udah jam 6:45 nanti kamu telat lagi!”.

“Duh ibu, maaf tadi kesiangan sedikit”.

Sesampainya di sekolah seperti biasa aku mencari si Alay dan si Oim. Di kelas ga ada biasanya sih di tempat nongkrong kita bertiga, dimana lagi kalo bukan di kantin taman belakang, dan ternyata mereka ga ada juga. Tiba-tiba mataku gelap segelap-gelapnya ada yang menutup mataku dari belakang tubuhku ternyata itu kerjaan mereka berdua. si Alay dan si Oim mengagetkan ku. Setelah lumayan lama bercanda ga terasa ternyata udah jam 07:30 kami bertiga pun bergegas masuk kelas, karena ini adalah pelajaran matematika dan gurunya hm.. killer abis.

“Ok tutup semua buku kalian dan catatan-catatan kalian semua, saya akan meriview pelajaran minggu kemarin, setelah itu kota kuiz” ucap pak Robi si Mr.Killer

Kami sudah terbiasa mendengar kata-kata seperti itu, ulangan dadakan lah, kuiz dadakan lah, riview pelajaran minggu lalu lah. menurut kami itu semua biasa, sudah lumrah dan tidak ada yang tersontak kaget mendengar ucapan tersebut. Kami pun langsung mengikuti aturan basi tersebut.

Kesokan harinya masih tetap sama seperti hari-hari biasa, kita belajar dan bermain seperti biasa. Sorenya aku dan Oim membuat rencana, kan nanti malam malam minggu jadi besoknya libur sekolah, makanya Oim mau nginep di rumah aku. Kita berdua cerita-cerita di kamar ku. Dan topik kita kali ini masalah cinta. Hm.. Ngomong-ngomong masalah cinta, tiba-tiba Oim menatap tajam mataku dan aku pun sebalikknya,

“kenapa?..”. ujarku.

“ah engga” balas Oim.

Dan aku pun tambah bingung sepertinya dia menyembunyikan sesuatu. Akupun memaksanya untuk jujur dan berkata apa yang ingin dia katakan.

“sebenernya aku udah lama suka sama Alay, aku ga berani ngomong aku kan cewek masa ia aku ngomong duluan, dan kita kan sahabatan masa ia aku dan Alay pacaran”. Katanya serius sambil malu-malu.

Akupun mentertawakannya sambil memberikannya pendapat aku pikir diantara kita ga akan ada yang saling suka ternyata si Oim suka sama Alay, sungguh pernyataan yang mengagetkan bagi aku. Kata orang sih cinta di usia ku namanya cinta monyet. Tapi sebenernya aku juga masih belum faham betul sama yang namanya cinta maklumlah aku belum pernah merasakan jatuh cinta sama seseorang. Dan aku pun sedikit bingung harus ngasih pendapat apa sama Oim. Dan yang lebih membingungkannya lagi Oim menyuruh aku untuk menyembunyikan ini semua dari Alay.

Ko Oim bisa suka sama Alay? Ko dia baru cerita? apa Alay juga punya perasaan yang sama? Apa Alay juga menyadari itu? Apa dia sudah tahu atau tidak tahu sama sekalli tentang perasaan Oim? Apa sebaiknya aku cerita saja? Huh! Bingung. Aku menggumam dalam hati.

Akhir-akhir ini sikap Oim sedikit berubah terhadap Alay ga seperti biasanya akhir-akhir ini Oim sedikit jaim sama Alay. Begitu juga sikap Alay sedikit berubah apa karena perasaan ku saja atau mungkin Alay udah tau yang sebenernya kalo Oim suka sama dia, aku pun ga tau.

Makin kesini hubungan aku, Alay dan Oim semakin aneh. Yang lebih anehnya lagi sikaf Alay terhadapku. aku pun pergi ke taman sekolah sendirian tiba-tiba dari belakang ada yang memberikanku coklat akupun menengok kearah belakang. Dan kalian tau siapa yang memberikanku coklat? Dan orang yang memberikan ku coklat adalah Alay.

“coklat?.. buat Oim yah?” kataku.

“ko buat Oim? Ini coklat buat kamu” kata Alay sambil menatapku tajam.

Aku pun tambah bingung dengan semua ini. Apa maksud coklat itu, apa pula maksudnya kalo dia suka sama aku, apa itu artinya kalo dia nembak aku? Aku hanya bisa diam sekarang, awalnya, aku mentertawakannya aku fikir dia cuman bercanda tapi ternyata dia serius. Dan dia memberikanku waktu untuk menjawab. Oh iya soal Oim, kalo tau dia pasti sakit hati. Soalnya dia yang suka sama Alay.

Seminggu kemudian, saat aku dan Oim lagi bersama di tempat biasa kita nongkrong bareng tiba-tiba Alay menghampiri kita, dan dia menanyakan tentang perasaannya  yang yang minggu kemaren sampai saat ini belum aku jawab. Dan disitu Oim langsung berdiri dan bingung. Dan aku pun langsung menjelaskan semuanya sama Oim. Dan oim pun langsung lari sambil nangis.

“Kalian berdua jahat! Dan kamu Nay, aku ga nyangka ternyata kamu penghianat!” kata Oim sambil nangis dan bergegas lari ke kelas.

Aku pun mengejarnya dan Alay menarik tangan ku sambil kebingungan.

“Nanti ku jelaskan semuanya...” kataku sambil melepaskan tangan Alay.

Akupun duduk disamping Oim sambil meminta maaf, dan ia malah pindah ketempat duduk yang kosong. Padahal aku belum menjelaskan yang sebenarnya.

Sudah tiga hari hubungan aku dan Oim masih rumit, Oim ga mau ngobrol sama aku, sms aku juga ga di bales, telefon juga ga diangkat, bahkan duduk bareng juga dia ga mau lagi. Aku pun pergi untuk bicara sama Alay tentang perasaan Oim yang sebenarnya, aku ceritakan semuanya sama Alay dan diapun sekarang mengerti. Sungguh engga bisa di duga hubungan sebaik ini bisa rusak cuman hanya gara-gara cinta, dan salah faham. Keesokan harinya aku pun pergi kerumah Oim, tapi kata pembantunya dia lagi ga ada dirumah. Akupun pulang dengan sia-sia.

Satu minggu kemudian hubungan kita pun masih sama kaya kemaren-kemaren. Hm udah 10 hari aku dan Oim diem-dieman. Hari sudah pagi, suara burung di pagi hari, terdengar menembus langit-langit kamarku. Akupun masih terbaring, malas untuk bangun, malas juga untuk bersekolah. Paling di sekolah juga membosankan ga seperti dulu. Perutku pun terasa sangat sakit badan aku juga terasa sangat pegal sekali, aku pun bergegas untuk bangun dan tiba-tiba di sprey kamarku terdapat banyak darah. Aku pun menjerit ketakutan. Ibuku pun langsung lari menghampiri kamar tidurku sambil bertanya ada apa, ada apa. Aku pun memberi tahu kalo ada darah di sprey ku.

“ooh itu tandanya kamu udah dewasa, ga usah panik ga papa...” kata ibu sambil mengelus-elus rambutku.

Ibuku pun memberiku sebuah pembalut yang menurut ku itu asing banget bagi aku. Aku pun meminta ibu agar dia mengizinkanku untuk tidak bersekolah hari ini. Karena aku masih belum terbiasa dan badan aku pun kurang enak, dan akhirnya ibu mengizinkanku untuk beristirahat dahulu sejenak. Bete rasanya seharian di rumah, tiba-tiba pas aku mau makan siang ada suara ketokan pintu aku pikir itu bukan ibukku karena ga mmungkin jam segini beliau udah pulang. Akupun membuka pintu dan ternyata itu Oim. Dia mau menjenguk aku. Dia pun meminta maaf sama aku karena dia bilang dia udah egois, akupun sebaliknya, aku juga meminta maaf sama dia dan dia pun memaafkan aku. Oim bilang dia sudah tau semuanya dari cerita Alay. Kalo ini semua hanya salah faham. Dan kami bertiga memutuskan untuk berteman saja. Dan kami pun kembali seperi dulu. Aku, Alay dan Oim sekarang sudah baikan dan memulai hari-hari sepeti dulu lagi

Selesai...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun