Catatan hatiku
Perkenalkan. Aku adalah seorang perempuan. Kulitku hitam, rambutku kusut bahkan sangat kusut badanku penuh debu, bajuku compang camping, sobek sana sini. Kepalaku sering terasa sangat gatal, kugaruk kepalaku dan aku mendapati kutu menyangkut di kuku tanganku, ku garuk lagi kepalaku dan tak lama kemudian terdapat kutu nyangkut di jari tanganku, sepertinya banyak sekali kutu dikepalaku. Yang aku lakukan sehari-hari adalah aku hanya berjalan dan berjalan terus menyusuri jalanan. Aku tidak tahu sejak kapan aku seperti ini, aku tidak punya rumah, aku tidak punya keluarga. Entah dimana keluargaku, bagaimana bisa aku terpsah sendiri dari mereka.
Aku berjalan dan terus berjalan. Setiap kali jalanku melewati orang, mereka langsung menjaga jarak denganku, apa yang salah denganku. Padahal setiap kali aku bertemu mereka aku selalu tersenyum tapi mereka malah menjauhiku, apa yang salah denganku? Ah entahlah, biarkan saja. Aku lelah berjalan terus menerus, ak beristirahat sebentar di emperan rumah orang, belum saja aku duduk istirahat aku sudah di usir dan ia langsung menutup pintunya. Aku pergi, kucari lagi emperan rumah atau toko yang bisa kubuat berteduh dan beristirahat tapi mereka selalu mengusirku, lalu aku harus istirahat dimana? Ya sudahlah, aku terus berjalan dan berjalan, aku hanya bisa beristirahat dijalanan di bawah terik matahari yang menyengat.
Aku lapar, lapaaar sekali. Aku bingung mau makan apa. Kudatangi seseorang, aku meminta makanan padanya, dia memberiku makanan dan minuman. Aku senaaang sekali… aku makan makanan itu dengan lahap. Kulanjutkan perjalananku dijalanan, Aku bertemu dengan segerombolan anak-anak yang sedang bermain, aku berhenti memperhatikan mereka tapi mereka malah mengataiku “ooorang gilaaa…ooorang gilaaa… ooorang gilaaa…hahahaha.”. Bicara apa mereka, aku tidak tahu. Aku hanya tersenyum terus-terusan pada mereka dan mereka malah lari meninggalkanku.
Ketika malam tiba, aku kedinginan sekali tidur di luar. Tidak ada selimut atau apapun yang menghangatkan tubuhku, aku tidur beralaskan teras rumah orang. Apalagi kalau hujan turun, aku hanya bisa duduk dengan posisi jongkok di emperan rumah dengan terciprat air hujan, semakin dingin saja.
Untuk masalah makan, aku selalu meminta kepada orang lain, tapi tidak semua orang mau memberiku makanan. Ketika aku lapar, bahkan sangat lapar dan tidak ada orang yang memberiku makan dan minum maka aku akan mencari makan seadanya apa saja yang bisa aku temukan. Kadang kala aku memungut makanan dijalanan yang aku lewati, kadang jika aku tidak menemukan apapun maka aku akan mencarinya di tong sampah, aku bongkar sampah itu dan aku cari didalamnya makanan apapun yang bisa kutemukan. Dan untuk masalah minum biasanya aku mengambil plastic bekas makanan ringan dan lalu aku mengambil air dari sungai yang kutemukan. Segar rasanya bisa minum air sungai itu, aku meneguknya sebanyak-banyaknya.
Hidupku tidak hanya menetap pada satu desa saja. Biasanya ketika hari besar akan datang, aku dan teman-temanku yang lain yang senasib denganku akan dipindahkan ke desa lain. Kami akan diangkut dengan menggunakan truk, kami dibawa ke tempat yang sangat jauh dari tempat kami semula dan kami akan diturunkan di tempat yang tidak pernah kami kunjungi sebelumnya. Biasanya kami akan diturunkan dijalanan dan setelah itu kami akan ditinggalkan begitu saja. Tapi yang paling membuat kami sengsara adalah ketika kami diturunkan di hutan, dimana kami tidak bisa menemukan apapun disana. Kami tidak bisa menemukan makan, yang bisa kami lakukan hanya menyusuri jalanan hutan dan menuju desa terdekat untuk bisa menemukan makanan. Ya seperti inilah kehidupan yang bisa kami jalani.
Itulah catatan hatiku. Catatan hati seorang yang disebut-sebut sebagai orang gila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H