Diawali dengan pernyataan pers Presiden Jokowi pada 17 Mei silam, pelonggaran kebijakan pemakaian masker secara resmi dilangsungkan di Indonesia.
Dalam video pers berdurasi hampir 3 menit tersebut, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa masyarakat Indonesia kini boleh tidak memakai masker saat berada di luar ruangan dan tidak padat orang. Pelonggaran kebijakan pemakaian masker ini juga diikuti dengan beberapa pelonggaran untuk pelaku perjalanan dalam dan luar negeri yang tidak lagi diwajibkan melakukan tes swab PCR dan antigen bila sudah memiliki sertifikat vaksin dosis lengkap.
Tentunya kebijakan tersebut merupakan angin segar bagi sebagian masyarakat, namun ada pula yang masih ragu terhadap kebijakan tersebut. Benarkah pandemi benar-benar berakhir dan mulai beralih menjadi endemi?
Peta sebaran covid di Indonesia per tanggal 25 Mei 2022 menunjukkan penurunan rata-rata kasus per minggu menjadi 270 kasus. Angka ini menunjukkan jumlah yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Grafik tersebut juga menunjukkan jumlah yang lebih kecil jika dibandingkan dengan grafik pada negara-negara lain.
Dalam konferensi pers yang digelar pada 17 Mei malam, seusai adanya pernyataan pers dari presiden, Budi Gunadi Sadikin juga turut menjelaskan alasan mengapa pemerintah mengambil langkah yang cukup mengejutkan terkait pelonggaran kebijakan masker dan transisi menuju endemi.
Hal tersebut disinyalir karena Indonesia tidak mengalami lonjakan kasus yang tinggi dan imunitas masyarakat terhadap varian baru sudah relatif cukup baik. Imunitas tinggi terhadap varian baru memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan banyaknya populasi masyarakat yang sudah memiliki antibodi SARS COV-2.
Bahkan menurut hasil survei yang dilakukan pada Jawa Bali, terdapat 99% masyarakat dengan antibodi SARS COV-2. Antibodi tersebut terbentuk dengan pengaruh laju vaksinasi yang cukup tinggi disertai pula dengan laju infeksi omicron yang cukup tinggi pula.
Sehingga dengan adanya kedua faktor tersebut, kombinasi vaksinasi ditambah infeksi, terbentuklah superimmunity. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, pemerintah yakin bahwa perkembangan Covid-19 di Indonesia perlahan-lahan bisa beralih dari status pandemi menuju endemi.
Meskipun begitu, grafik covid-19 masih bersifat fluktuatif, sehingga masyarakat diharapkan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Kebijakan terkait pelonggaran masker dan pelonggaran untuk pelaku perjalanan dalam maupun luar negeri diklaim oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebagai “langkah awal transisi dari pandemi menjadi endemi”. Klaim tersebut tentunya akan meninjau lebih lanjut kondisi grafik dan peta sebaran Covid-19 di Indonesia.
Dengan demikian, dalam penggunaan masker masih sangat disarankan saat berada diruangan tertutup dengan kondisi padat orang atau dalam transportasi umum seperti kereta api, bus, dsb. kemudian rajin mencuci tangan juga tetap perlu diterapkan.
Karenanya, mencuci tangan merupakan perilaku hidup bersih dan sehat yang seharusnya dapat diterapkan sebagai pembiasaan sejak dahulu kala bahkan sebelumnya adanya Covid-19. Adanya kelonggaran dari pemerintah ini diharapkan dapat menambah rasa optimis, kepercayaan diri, serta mengubah pola pikir masyarakat bahwasannya pandemik Covid-19 mampu dilawan dan benar-benar berakhir.