Mohon tunggu...
Prakasita Nindyaswari
Prakasita Nindyaswari Mohon Tunggu... Administrasi - Gula Jawa

Love coffee and cheesy jokes. Passionate in arts and cultures. International Relations graduate, but currently into Law.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Investasi pada Seni Budaya dan Dampaknya pada Ekonomi

15 Desember 2018   14:11 Diperbarui: 15 Desember 2018   20:05 4173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jogjakarta mungkin bisa menjadi contoh kedua dari cukup matangnya pengembangan seni budaya disana, dimana misalnya tradisi-tradisi yang dilakukan oleh Keraton menjadi tontonan menarik dan situs peninggalan budaya yang masih mengikat banyak turis. 

Ketika kita serius mengembangkan seni budaya, disitu kita akan semakin mengenal apa yang menjadi identitas atau ciri khas kita, berbangga atas apa yang menjadi identitas kita, yang kemudian hal itu pula yang akan mengikat hati banyak orang lain untuk mengetahui lebih dalam tentang kita.

Tentu saja kita harus berpikir logis bahwa pengembangan seni budaya tidak bisa begitu saja diterapkan pada kota metropolitan seperti misalnya Jakarta, Bekasi, dan sejenisnya. Mengapa? 

Sudahlah, mereka sudah cukup sibuk dengan segala hiruk pikuk dunia perkantoran (dan dunia politik yang sikut sana sini, haha). Haha. Pengembangan seni budaya menjadi penting untuk dilakukan di kota-kota yang memang sesungguhnya kaya akan seni budaya dan dari segi ekonomi belum berkembang. 

Investasi terhadap seni budaya bisa menjadi opsi untuk membantu pembangunan sebuah daerah. Investasi pada bidang seni budaya sudah semakin banyak dilakukan oleh beberapa korporasi dan organisasi non-profit, yang mana hasilnya tidak untuk dinikmati sendiri melainkan untuk kepentingan yang lebih luas lagi dan mengakar di masyarakat.

Mungkin diantara pembaca pernah mendengar acara Dieng Culture Festival yang terdiri dari rangkaian acara budaya yang puncaknya adalah acara pemotongan rambut anak gimbal di daerah dataran tinggi Dieng. 

Acara ini sungguh menarik banyak pengunjung karena acara ini tidak hanya menyuguhkan tradisi lokal namun juga mampu berkolaborasi dengan seni lainnya yakni Jazz melalui konsep manggung di atas awan. Belum lagi ditambah dengan acara menerbangkan ribuan lampion yang cukup menggemaskan. 

Ini adalah salah satu contoh lainnya dari bagaimana kita bisa mengidentifikasi apa yang menjadi keunikan atau identitas suatu daerah lalu mengembangkannya yang kemudian dampak selanjutnya adalah ekonomi daerah yang bertumbuh dan tentu saja naiknya eksistensi daerah tersebut.

Ada lagi contoh lainnya yang mungkin masih banyak orang belum mengetahui, yakni Pasau Harau Art & Culture Festival yang diadakan di Lembah Harau, Sumatera Barat. 

Acara ini diam-diam telah menarik ribuan orang baik warga lokal dan internasional. Lembah Harau, pasti banyak yang belum mengetahui keindahannya. Pun seni budaya lokal yang dimilikinya. 

Festival ini memiliki tujuan yang sungguh agung yakni sebagai pilot pemberdayaan masyarakat dengan cara kreatif, mandiri, dan berkelanjutan dan diharapkan akan mampu membantu meningkatkan pendapatan masyarakat lokal seiring dengan berkembangnya sektor pariwisata di Lembah Harau, selain tentu saja melestarikan seni budaya tradisinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun