Sudah lama juga sih saya enggak posting disini. Gatal ingin nulis juga. Sebulan yang lalu, saya baru saja dari Lombok. Biasa, jalan-jalan karena saat itu sedang muak maksimal dengan Jakarta, dan akhirnya saya memutuskan untuk ikut sebuah short trip ke Lombok. Ketika saya lihat itinerary nya, saya mendadak tertarik karena tempat yang dikunjungi bukan tempat yang komersil, dan kebetulan, saya pun enggak begitu suka mengunjungi tempat wisata, apalagi pantai yang sudah sangat komersil, karena menurut yang sejauh ini saya alami, semakin komersil sebuah pantai, maka ke-eksotis-annya semakin hilang.
Hari pertama saya tiba di bandara Lombok yang baru, yang bernama Lombok Praya International Airport. Hmm, bandaranya sih masih sepi. Belum banyak hal yang bisa dinikmati disana. Mungkin karena masih sangat baru. Jadi, agak bosan juga ketika saya menunggu teman-teman satu trip yang lain disana. Bandaranya sih bersih dan selayaknya bandara di kota lain, apalagi Lombok, yang sekarang sudah mulai menjadi incaran para wisatawan, banyak banget yang nawarin tur-tur di pintu keluar bandara. Tapi masih enggak begitu mengganggu.
Dari bandara, kami semua langsung berangkat menuju pantai pink. Fyi,pantai pink nya enggak cuman satu, tapi ada beberapa. Pantai Pink paling dikenal orang sih, Pantai Tangsi, tapi itupun orang Lomboknya aja jarang ada yang kesitu, karena memang transportasi kesananya susah, terus medan jalannya susah banget. Orang Lomboknya aja banyak yang males lewat situ. Jalan menuju Pantai Tangsi nya aja ada yang belum di aspal, cuman diratain aja, tapi masih dari pasir, itupun enggak rata-rata banget.
Saya bersama rombongan menuju Pantai Pink dengan menggunakan perahu nelayan yang berangkat dari pelabuhan di daerah Lombok Timur. Di pelabuhannya di jual ikan-ikan segar hasil tangkapan, tapi sayang, kurang di manage dengan baik. Pelabuhan kecil sih, pelabuhan nelayan aja kayaknya. Tujuan pertama kita menuju Gili Petelu. Perjalanan menuju ke Gili Petelu dari pelabuhan memakan waktu sekitar 30 menit, tapi pemandangan-pemandangannya cukup bikin mata segar, karena masih bagus banget. Di tengah perjalanan kita juga melihat ada tiang-tiang listrik di tengah lautan. Pemandangan jarang-jarang nih. Katanya sih memang sengaja ditimbun banyak pasir demi masuknya listrik ke desa disana.
[caption id="attachment_304758" align="aligncenter" width="576" caption="Perjalanan ke Gili Petelu"]
[caption id="attachment_304759" align="aligncenter" width="576" caption="Ini yang saya bilang ada tiang-tiang listrik tengah laut"]
Sesampainya di Gili Petelu, wow, bagus banget! Gradasi warna birunya mengagumkan, dan jernih banget. Lalu warna pink nya ada dimananya? Di pasirnya. Sekilas memang enggak begitu kelihatan, tapi kalau dari dekat, banyak banget butiran-butiran pasir berwarna pink, yang katanya sih dari pecahan-pecahan dari karang. Pasirnya baru kelihatan pink kalau kena air laut.
[caption id="attachment_304760" align="aligncenter" width="432" caption="Narsis dulu ah. Hehe. Tuh bisa lihat kan warna pantainya? "]
Dari Gili Petelu, kita lanjut ke Gili Bembek, yang memakan waktu sekitar 15 menit. Sampai disana, aduh bagus banget. Mungkin ini nirwananya dunia. Airnya lebih jernih lagi dari Gili Petelu. Kalau di Gili Petelu aja udah jernih, ini super jernih. Kita semua snorkeling disini. Wih, muantaaap! Tapi mataharinya aja sih yang luar biasa menyengat. Entah berapa derajat, tapi yang pasti panas banget, dan dijamin gosong. Karang-karangnya sudah pasti masih oke punya. Dari dua pulau yang udah kita kunjungin itu, cuman kita aja pengunjungnya. Mantap! Berasa pulau pribadi. Oh iya, pasirnya juga warnanya sama-sama pink.
[caption id="attachment_304763" align="aligncenter" width="576" caption="Tuh, airnya kelihatan kan jernih banget."]
[caption id="attachment_304770" align="aligncenter" width="576" caption="Makan liat beginian, bikin nafsu makan jadi besar :)"]
[caption id="attachment_304768" align="aligncenter" width="448" caption="Sambil nunggu ikannya mateng, jalan2 dulu. :)"]
Dari Gili Bembek, lanjut lagi ke Pantai Tangsi yang udah lumayan dikenal banyak orang ini. Kalau dibandingkan yang sebelumnya, ini yang paling biasa aja. Tapi biasa ajanya itu bukan berarti enggak bagus, masalahnya.. yang sebelum-sebelumnya itu bagus banget! Jadi, Pantai Tangsi terhitungnya yang paling biasa diantara yang bagus-bagus banget tadi. Tapi disini enaknya udah ada yang jual minum, walaupun cuman 2 warung aja yang jual. Dikirain orang Lombok asli, taunya wong jowo. Lha piye. Hahaha. Disini juga ada gua jepang, tempat sembunyi orang Jepang jaman dulu. Selayaknya gua jepang yang lain, sama aja aura mistisnya. Hehe. Disini juga lebih bisa leyeh-leyeh karena lebih luas pantainya. Bisa parkir mobil juga. Tapi waktu saya kesana, mobil yang berani kesitu aja cuman sebiji. Haha. Dan fyi aja sih, listrik belum masuk sana bok! Kasihan ya.
[caption id="attachment_304773" align="aligncenter" width="478" caption="Nongkrong di Pantai Tangsi"]
[caption id="attachment_304777" align="aligncenter" width="484" caption="Ini yang saya bilang kita bisa jalan-jalan santai ditengah lautan. :D"]
Hari kedua, kalau sebelumnya kita ke Lombok Timur, kali itu kita ke Lombok Barat. Tujuan pertama kita adalah, Gili Nanggu, Gili Sudak, dan Gili Kedis. Dan, Gili Nanggu adalah spot snorkeling yang oke banget! Airnya jernih, super jernih. Terumbu karangnya terjaga dengan baik, banyak ikan warna-warni seliweran. Kita bisa kasih ikan roti tawar sambil snorkeling. Pas banget waktu itu cuacanya enggak panas-panas banget, jadi saya snorkeling nya cukup lama disana. Hahaha. Udah lumayan komersil tapi belum banyak yang kesana. Ya paling bule-bule aja. Orang kitanya belum begitu banyak yang kesana. Udah ada penginapan juga disana. Enggak seterpencil pantai pink. Abis snorkeling, enaknya makan. Mantap banget! Makan seafood, makan semangka segar, ada plecing kangkung, kelapa muda, gelar tikar, wih, udah yang paling mantap.
[caption id="attachment_304780" align="aligncenter" width="432" caption="Wonderful!"]
[caption id="attachment_304784" align="aligncenter" width="576" caption="Nyobain nenun :)"]
Hari terakhir, kita ke tempat yang jual mutiara. Tapi, karena mutiara harganya mahal banget, jadinya enggak beli, cuman lihat-lihat aja. Kita juga ke tempat oleh-oleh, dan saya sempat nyobain madu putih, madu kejantanan pria, sama susu kuda liar. Hahaha. Setelah itu kita ke tempat pengrajin tenun khas lombok. Saya sempat belajar-belajar sedikit menenun. Ih, ternyata rumit banget. Pantes, kalau harganya mahal. Buatnya susah. Bener-bener handmade. Tiga hari yang lebih dari cukup untuk melepas penat kehidupan Jakarta. Jadi, coba deh ambil short trip begitu. Lumayan banget, lho! Sesekali kalau ke Lombok, jangan ke Gili Trawangan atau Senggigi melulu, pantai-pantai diatas juga sangat-sangat recommended! Happy traveling!
Salam hangat,
Sita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H