Akhir-akhir ini hari-hari kita sering disuguhi oleh peristiwa-peristiwa yang mengoyak hati Pancasila dan merobek jantung KeIndonesiaan kita. Tindakan-tindakan Intoleransi kerukunan umat bergama oleh sebagian kecil oknum yang berpikiran fundamental dan radikal sempit mencoba mengusik keutuhan Kebangsaan kita. Kita harus menyadari bahwa kita berdiri dibumi pertiwi dengan gugusan pulau yang berlatarbelakang suku dan agama yang berbeda-beda, namun terajut dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, dan Kita semua bersaudara.
Film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara juga kembali mengingatkan kita bahwa Perbedaaanlah yang menyebabkan kita kaya, dan kita semua harus saling mencinta. Cukup sudah kita sering tercerai berai oleh konflik atas nama Agama. Tak satupun agama dimuka bumi mengajarkan kita untuk saling membenci, melainkan untuk tetap saling mengasihi. Kisah Aisyah memenangkan Konflik batin terhadap Lordis Defam memberi warna cinta yang luar biasa dampaknya baik bagi Aisyah maupun Lordis defam sendiri, Perdamain atas kebencian mereka ditandai dengan jabat tangan penuh cinta dan air mata dibawah sengatan sang Surya. Kisah film Aisyah garapan rumah Production Film One ini memang diangkat dari kejadian nyata, dan harus menjadi refleksi bagi seluruh Stakeholder bangsa ini. Kita harus jadikan pesan tersirat dalam film ini untuk merajut kembali keIndonesiaan yang terluka selama ini. Berbeda tak harus hadirkan Petaka, sebab ketidaksamaan bukanlah Dosa. Ditengah-tengah minimnya Film-film Indonesia yang punya pesan sarat moral dan edukasi, Film Aisyah mungkin menjadi salah satu jawaban kerinduan kita. Film ini bak hujan ditengah kemarau berkepanjangan, atau laksana oase dipadang gurun.
'Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara' adalah jenis film yang baik secara kualitas namun tak diimbangi strategi pemasaran yang mumpuni. Sayang rasanya film sebaik ini tak dilirik penonton. Popularitas dan peminat film ini sepertinya jauh kalah dibanding film-film seangkatannya di bioskop sekarang ini. Film ini adalah wajah keIndonesiaan kita saat ini.Semoga lahir Aisyah-Aisyah baru dibumi pertiwi, yang punya cinta dan tekad sekuat baja. ‘Aisyah’, Atas nama cinta kau berbuat lebih dari yang kau bisa.Kau merajut keIndonesiaan yang terluka. Kami akan selalu ingat bahwa “Katong Samua Basudara”.
Oleh : Roy Chardo Sitanggang, SE
Pegiat Kepemudaan dan Pemerhati sosial
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H