Kemampuan numerasi adalah keterampilan dasar yang penting bagi siswa untuk memahami dan menggunakan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah tuntutan zaman yang semakin kompleks, penguasaan numerasi menjadi kunci untuk membekali siswa dalam menghadapi tantangan masa depan. Namun, banyak siswa yang masih kesulitan dalam memahami konsep dasar numerasi, khususnya dalam materi ukuran pemusatan data seperti mean, median, dan modus. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan metode pembelajaran yang lebih kontekstual dan menarik bagi siswa.
Penelitian yang dilakukan di salah satu sekolah menengah pertama di Yogyakarta mencoba mengatasi tantangan tersebut dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning/PjBL) pada siswa kelas VIII. Melalui model ini, siswa tidak hanya belajar secara teoretis, tetapi juga mengaitkan konsep numerasi dengan kehidupan nyata melalui proyek pengumpulan dan analisis data dari lingkungan sekitar mereka.
Pembelajaran berbasis proyek memberikan ruang bagi siswa untuk lebih aktif dan mandiri dalam menyelesaikan masalah. Dalam penelitian ini, siswa diminta untuk mengumpulkan data seperti berat badan, tinggi badan atau waktu tempuh ke sekolah, kemudian menganalisisnya menggunakan ukuran pemusatan data. Proyek ini memberikan pengalaman nyata bagi siswa untuk menerapkan konsep matematika dalam konteks yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pada Siklus 1, siswa diperkenalkan pada konsep dasar ukuran pemusatan data dan hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 65% siswa sudah mampu menggunakan simbol matematika dasar seperti mean dan modus, meskipun masih banyak yang kesulitan dalam analisis data yang lebih kompleks. Pada Siklus 2, fokus diberikan pada analisis data berfrekuensi dan interpretasi grafik, yang menghasilkan peningkatan ketercapaian indikator numerasi hingga 71,33%.
Meskipun penelitian ini menghadapi beberapa kendala, seperti keterbatasan waktu dan perbedaan kemampuan siswa, hasil akhirnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan numerasi siswa. Ini menunjukkan bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) bisa menjadi solusi efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam materi matematika, terutama pada aspek analisis data dan pengambilan keputusan.
Dengan model pembelajaran ini, siswa tidak hanya sekadar menghafal rumus, tetapi juga mampu berpikir kritis, menganalisis informasi, dan membuat keputusan berdasarkan data yang ada. Inovasi seperti ini diharapkan bisa diterapkan secara lebih luas di berbagai sekolah untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H