Mohon tunggu...
Sisxa Regiana Q. K
Sisxa Regiana Q. K Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Jember

Saya adalah seorang mahasiswa Ekonomi Pembangunan dengan minat mendalam pada ekonomi moneter. Saya tertarik untuk memahami bagaimana kebijakan moneter dan fiskal dapat memengaruhi stabilitas ekonomi dan pertumbuhan jangka panjang, serta dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menjembatani Stabilitas Ekonomi Indonesia dan Daya Saing Global melalui Taylor Rule

21 November 2024   02:05 Diperbarui: 21 November 2024   12:13 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stabilitas ekonomi, terutama dalam hal inflasi, adalah fondasi bagi daya saing global. Inflasi yang terkendali menciptakan kepastian harga, meningkatkan kepercayaan pelaku usaha, dan menjaga daya beli masyarakat. 

Negara dengan inflasi rendah cenderung memiliki suku bunga yang stabil, memfasilitasi investasi dan produksi yang efisien. Di pasar internasional, stabilitas inflasi juga memastikan harga produk tetap kompetitif, yang mendukung ekspor dan mengurangi risiko depresiasi nilai tukar. 

Indonesia menghadapi tantangan struktural dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah gejolak global. Ketergantungan pada komoditas ekspor membuat perekonomian rentan terhadap fluktuasi harga dunia. 

Volatilitas nilai tukar, yang sering dipicu oleh arus modal keluar, dapat meningkatkan biaya impor bahan baku, memicu inflasi, dan menekan daya beli. Selain itu, tantangan eksternal seperti kenaikan suku bunga global atau ketegangan geopolitik semakin membatasi ruang kebijakan moneter dan fiskal.

Untuk menjaga daya saing global, Indonesia perlu memperkuat fundamental ekonominya, termasuk diversifikasi ekspor, pengembangan industri domestik, dan kebijakan fiskal serta moneter yang lebih responsif terhadap perubahan global. Reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas dan infrastruktur juga menjadi kunci dalam mengatasi tekanan eksternal dan menciptakan ekonomi yang lebih tangguh.

Taylor Rule adalah formula ekonomi yang digunakan sebagai panduan untuk menentukan suku bunga acuan berdasarkan tingkat inflasi dan output ekonomi relatif terhadap targetnya. Rumus ini membantu bank sentral merespons dinamika ekonomi dengan menyesuaikan suku bunga untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung pertumbuhan ekonomi. 

Secara umum, suku bunga akan dinaikkan jika inflasi melebihi target atau jika output ekonomi melampaui potensinya, dan sebaliknya. Inflasi yang tidak terkendali mendorong volatilitas nilai tukar, karena pelaku pasar keuangan mungkin kehilangan kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi, memicu capital outflows dan pelemahan mata uang.

Dalam kondisi ekonomi saat ini, penerapan pendekatan seperti Taylor Rule menjadi sangat relevan bagi Bank Indonesia. Dengan inflasi global yang meningkat dan tekanan eksternal seperti kenaikan suku bunga di negara maju, penyesuaian suku bunga berdasarkan data ekonomi terkini dapat membantu menstabilkan inflasi domestik tanpa merusak momentum pemulihan ekonomi.

Dalam menghadapi inflasi yang tinggi tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi, Taylor Rule menawarkan kerangka kerja yang berbasis data untuk menentukan penyesuaian suku bunga acuan. 

Taylor Rule menggabungkan respons terhadap tingkat inflasi dan kesenjangan output, memungkinkan Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga secara proporsional ketika inflasi melampaui target, sekaligus mempertimbangkan kondisi ekonomi secara keseluruhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun