Mohon tunggu...
Pendekar Syair Berdarah
Pendekar Syair Berdarah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jancuker's, Penutur Basa Ngapak Tegalan, Cinta Wayang, Lebih Cinta Keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Heboh: Jin Chaiya–chaiya

19 Juli 2011   10:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:33 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignnone" width="301" caption="Mba Diana / Google"][/caption]

Asep kemenyan sudah membumbung sundul atap ilalang di kandang kuda dibelakang rumah ki dalang. Kalau sudah seperti ini hadirin di minta untuk anteng, pesan ki dalang pada Pak RT Ibay, Mas hans dan tiga orang teman Pak RT yang niatnya akan berkonsultasi dengan Jin chaiya – chaiya, penyuka gorengan.

Mereka masih menunggu reaksi apa yang akan terjadi setelah asep kemenyan yang tadi pekat putih mengaburkan sosok seksi Ki Dalang Sang Pawang Jin Chaiya – chaiya dari pandangan Pak RT Ce’es.

Dorma memilih untuk tak meninggalkan tugasnya sebagai hansip, ia cuma tengak – tenguk saja di luar kandang kuda. Sesekali ia terbatuk – batuk kecil tak kuasa hidungnya menghirup aroma kemenyan yang begitu semerbak menusuk hidung walau tak sampai menusuk hati.

Dorma takut kalau Jin chaiya – chaiya yang pernah Ki Dalang ceritakan mirip Diana Pungky artis pemeran sinetron Jini Oh Jinny di pos ronda itu ternyata wujudnya seram.

Ia beberapa kali mengusap bulu kuduknya yang terus berdiri.

“Ki dalang ngibul… pasti… ” ucap Dorma dalam hati. Buktinya Pak RT, Mas hans dan tiga orang teman Pak RT yang jauh – jauh datang dari manado beberapa kali berteriak – teriak histeris seperti anak gadis.

Lain takut perasaan Dorma, lain lagi perasaan bahagia Kang Inin yang kini jadi juragan pisang, setelah berkonsultasi dengan hantu chaiya – chaiya, penyuka gorengan. Bermacam – macam olahan pisang dari mulai kripik, asinan, manisan, sampai kolak yang sebentar lagi akan jadi menu utama buka puasa.

Jingga dan Uleng juga merasakan kebahagiaan yang sama, berkat berkonsultasi dengan Jin Chaiya – chaiya milik Ki dalang. Sekarang setiap malam minggu halaman rumah mereka dipenuhi cowok – cowok antri, konon mereka rela membayar mahal untuk dapat nomer antrian dan rela menunggu semenjak dini hari, hanya ingin melihat lambaian tangan dari dua Putri Pak Kades. Untung – untungan yang bisa melihat wajah jingga dan Uleng mesam – mesem menyapa mereka yang sudah baris saban pagi bak barisan anak – anak SD yang sedang upacara bendera hari senin.

Sinden Ki dalang sendiri kini di sanjung, di puja dan di puji oleh Kang Halim Malik, setiap pagi bunga – bunga sajak dan wangi larik – larik puisi ditabur – taburkan di taman hati Acik. Tapi yang ini bukan karena Kang Halim berkonsultasi pada Jin Chaiya… chaiya…

(*)

Cukup bermodal bunga tujuh rupa, gorengan tempe dan tahu, dan sedikit latihan gerakan tangan mempalu – palu khas chaiya – chaiya seperti yang di video Lipsync Briptu Norman Kamaru sebagai sesaji. Mas Bowo Bagus bisa seberani itu mengungkapkan perasaanya yang membabi buta, mengharu biru, berkobar – kobar, meledak – ledak, pada Dv Juniarsih gundah gulana ditinggalkan kekasihnya tanpa melalui SP 1, 2 dan 3 langsung, turun SK pemberhentian sepihak.

Sedikit terburu – buru sih, tapi begitulah kekuatan Cinta yang membuat pemiliknya menjadi pribadi yang tak terbatas…

Seperti mas hans yang nekat mengirim surat cinta pada mba kembang, kekasih dari teman bareng satu kopian, sering bersama menghalau dingin malam di pos ronda, Kang Hikmat yang sedang merantau. Kejam mas hans, sekali lagi begitulah cinta deritanya tiada akhir.

Dua jam berlalu, mas hans yang sedang lena dalam sejuta lamunan, kaget dengan teriakan keras diiringi berhamburnya Pak RT Ibay, mas hans dan tiga orang lainya, Dorma pun latah ikut berlari terbirit – birit bersama - sama.

Hanut runtut tansah reruntungan, seorang lelaki bertubuh krempeng berambut masai, yang sedari tadi bersembunyi, melihat dari kejauhan semuayang terjadi, pun ikut berlari ketakutan.

Rupa – rupanya lelaki misterius itu pun hendak berkonsultasi tentang gadis dalam foto yang konon Psikopat itu GATOT (gagal total).

Foto gadis berkulit sawo matang, berkacamata, yang masih terhitung sebagai Mahasiswa di kota gudeg, yang sedianya akan dibawa untuk di konsultasikan, tercecer di rimpun pohon melinjo di belakang rumah Ki Dalang.

“gagal maning… gagal maning…” Gumamnya sambil menghela nafas panjang.

Apakah benar Jin Chaiya – chaiya itu ada? Lalu siapa lelaki misterius yang membawa selembar foto misterius itu? Atau semua ini akal – akalan Si Bujang Abadi Ki Dalang, yang sebenarnya ingin mengusutkan ECR 3, kita tunggu jawabanya pemirsa, pada episode akan datang akan dikupas secara tajam setajam SILEEEEEEEEEEEEEEEEETTTTTTTT…..!!!!

***

Cerita ini adalah fiksi belaka, tapi Begitu besar kekuatan rasa cinta di Desa Rangkat buaknlah fiksi, cinta… cinta… di Desa Rangkat membuat penghuninya selalu tersugesti untuk saling menguatkan, dalam kondisi apapun. I LOPE YU PUUL RANGKAT.

****************************************************************

DESA RANGKAT  menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda,  datang, bergabung  dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun