“Kahanan hatiku selalu aneh koyo-koyone serba salah tiap nglihat wajah dik olla ngehost di acaran musik TV saben esuk. Bukan karena dik olla bareng si olga atau karena, penontonya yang itu…itu…saja, yang nari-nari, goyang-goyang tangan itu…itu… saja, mukanya ya itu…itu…saja. Tapi....
Dik, Goede morgen Mevroew Olla semoga dik olla masih inget bahasa londo ini, apa kabar? Dik olla sudah tidak menangis lagi kalo denger lagi Mencintaimu-nya KD yang di recycle ulang ama ceu romlah… eh ceu mulan jamela. Mas Gareng lebih suka deh… kalo dik olla lagi nari-nari sambil matanya plerak-plerok genit ke kamera.
Malam, ini mas gareng juga lagi nonton sinetron dik olla, tiap malem tak bosan-bosanya mas gareng nonton aksi dik olla meskipun berperan antagonis, fitnah sana-sini, jahat sana-sini, dan menghalalkan segala cara untuk duit, tapi mas gareng tetap suka, mungkin seperti itulah cerminan masyarakat dan goverment kita. Habis itu mas gareng tidur cepat supaya besok, bisa lihat dik olla di acara Musik.
“Kahanan hatiku selalu aneh koyo-koyone serba salah tiap nglihat wajah dik olla ngehost di acaran musik TV saben esuk. Bukan karena dik olla bareng si olga atau karena, penontonya yang itu…itu…saja, yang nari-nari, goyang-goyang tanganya ya itu…itu… saja, mukanya ya itu…itu…saja. Mereka tidak sekolah to dik? Apa memang itu pekerjaan mereka dik… ben esuk uput-uput sudah nari-nari, nama tarianya ngucek jamur-ngucek jamur yah dik…?
Kalo bener mereka bukan anak-anak sekolahan dan dibayar ya syukur, tapi kalo mereka masih sekolah ya mohon nari-narinya setelah pulang sekolah saja.
***
Dikampung mas gareng Bluluk tibo, banyak orang tua pada protes. Jarene anak-anak mereka jadi sering tidak masuk dan males ke sekolah demi melihat artis atau band mereka tampil di acara musik yang di host’i diajeng olla ramelan. Kalau mas gareng jelas, sebagai lurah yang mengidolakan diAjeng olla ramelan, tidak setuju akan permintaan pendemo yang kemarin rame-rame, ngorasi di kantor mas gareng minta acara dik olla ramelan di tiadakan.
Woooohh…jelas rugi bukan karena mas gareng tak dapat melihat dagu seksi dik olla yang nyarang tawon gumantung itu, tapi karena mas gareng juga pecinta musik. Nantinya, kalau acara dik olla ditiadakan ndak’ ada lagi band-band baru yang berpromosi album barunya. Dan music nusantara tidak jadi tuan rumah di negeri sendiri.
Mungkin, jamnya harus diatur lagi dik, supaya tidak pas bareng, arek-arek sekolah mangkat, atau seminggu sekali saja pas libur.
Cinta, mas gareng ke dik olla ramelan bukan karena status dik olla yang sekarang sudah jadi janda kembang. Sejak dik olla masih sendiri, masih jadi figuran, belum setenar seperti sekarang ini, kemana-mana sendiri mas gareng sudah tresna mateh sama dik olla.
Tapi, waktu itu mas gareng masih sibuk ngurusi pandawa yang lagi butuh penjagaan ekstra, bima, arjuna, yudistira, nakula-sadewa, masih manja-manjanya. Kemana-mana harus di indangi takut kalau-kalau saudara-saudara kurawa mereka yang jahat nakali mereka. Makanya mas bagong baru sekarang sempet nulis surat ini.
Oia… sebenarnya ndoro’ arjuna itu mirip mantan suami dik olla itu siapa namanya yah dik..chris…chris… chris john yah dik…? Kemarin, mas gareng nonton di infotaiment katanya dik olla mencari calon pengganti yang mirip mantan suaminya dik olla. Mas gareng jadi takut kalau-kalau dik olla melihat ndoro permadi alias Tjiptaning nanti bisa fall in love.
Makanya sekarang mas gareng sedang minta di permak, di dandani sama Om Narada ben dadi ganteng melebihi Ndoro Tjiptaning. Om Narada hebat lho dik… melebihi make-up artisnya dik olla, dulu saja, pernah ndandani Subadra dan Srikandi. Tak tanggung-tanggung jadi perempuan yang berbeda sama sekali. Keduanya malah dadi wong lanang. Masing-masing jadi Bambang Sintawaka dan Bambang Kandihawa. Tuh… Dengan topeng tersebut kedua istri Arjuna ini mencari suaminya yang ndak pulang-pulang, karena terjebak macet di jalur pantura yang ndak kelar-kelar perbaikan terus, ikut truk yang dibelakangnya bertuliskan “Aku akan selalu menunggumu” gambare cewek bohay semlohay lagi leyeh-leyeh.
Dik Olla kenal burisrawa ga..? itu juga dulu pernah di dandani Tante Betari Durga, dari wujud Buto-nya, menjadi pemuda berparas ganteng tatkala anak Prabu Salya ini gandrung-gandrung kapirangu pada Dewi Subadra dari Mandura. Seganteng Arjuna. Nyaris saja Subadra alias Rara Ireng terkecoh. Persis pada umumnya masyarakat ngiler tergiur mencontreng orang-orang maupun partai-partai hanya gara-gara kepincut polesan juru rias politik.
Sekian, dik olla. Rasa cinta ini bukan samaran dan riasan juru kampanye dik, rasa ini senantiasa mas gereng bawa kemanapun mas gareng pergi, meski tak sampai mati, tapi sampai istri mas gareng mengetahui poto dik olla dalam dompet mas gareng. (*)
NOMOR : 149, Edi Siswoyo
NB : Untuk membaca hasil karya para peserta Fiksi Surat Cinta yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke Cinta Fiksi : Inilah Malam Perhelatan & Hasil Karya Fiksi Surat Cinta [FSC] di Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H