Mohon tunggu...
Pendekar Syair Berdarah
Pendekar Syair Berdarah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jancuker's, Penutur Basa Ngapak Tegalan, Cinta Wayang, Lebih Cinta Keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Beku: Di Halte Juanda

6 Mei 2011   09:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:01 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignnone" width="346" caption="ilustrasi/google"][/caption]

Diam... diam... diam...

Biar kita tanpa kata

Bicara saja dari hati

Pada hati berhati-hati

***

Tiadalah kata

Bisukan mulutmu

Hatimu bergetar

Hatimu bergetar

***

Mulailah pembicaraan itu

Mari gunjing awan dilangit

Mari singgung pelangi

Dari hati bicara hati-hati

***

Lekat bibirmu pada bibirku

Kala gelap menyentuh istora

Hujan menderak berseradu

Diam… Diam… sampai hujan reda

***

Nanti aku tinggal kau di halte juanda

Duduklah menatak Koran yang terkoyak

Dihalte itu akupun pernah beku

Bersama cuaca seperti ini, kelu

***

Lekat peluknya pula

Seperti kau ini “Jangan tinggalkanku”

Hatiku bergetar, hatiku bergetar

Tiada kata, hanya debar hati bicara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun