Mohon tunggu...
Siswoko .
Siswoko . Mohon Tunggu... -

Seorang pendatang baru yang ingin belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Catatan Seorang Satuan Pengaman (Satpam)

15 Juli 2010   11:04 Diperbarui: 4 April 2017   17:52 12627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Satuan Pengaman atau lebih dikenal dengan Satpam atau Security merupakan suatu profesi yang masih dianggap kecil dan dilakukan orang-orang yang dianggap 'low level' atau kalangan bawah saja. Satpam, selalu identik dengan 'penjaga malam' yang konon bisa dilakukan siapa saja asal berbadan tegap, sangar dan berani. Padahal tidak semua anggapan demikian benar, Satpam dapat dikatagorikan dengan suatu pekerjaan yang tidak hanya dilakukan kalangan rakyat bawah saja, tapi tergantung dimana dan perusahaan apa dia ditempatkan. Misalnya saja, Satpam di pasar tentu saja harus seorang yang memiliki kriteria 'pasar' dalam arti; keras, berani dan sanggup melakukan berbagai antisipasi kekasaran di pasar. Begitu juga Satpam di rumah sakit, dia juga akan selalu dituntut untuk sigap dalam berkomunikasi dengan para pasien dan keluarga yang sering membezuk ke rumah sakit dengan segala permasalah di rumah sakit. Karena selalu berhubungan dengan orang sakit, tentu saja yang sering dilihat adalah wajah-wajah kuyu dan kesakitan para pasien dirumah sakit. Lain halnya dengan Satpam di kalangan perhotelan dan bank, dia lebih dituntut untuk selalu 'good looking' dan ramah terhadap costumernya. Satpam dapat dikategorikan dan diklasifikasikan dimana dia ditempatkan. Lebih penting lagi Satpam merupakan suatu profesi yang sama pentingnya dengan profesi lain seperti; guru, dosen, dokter, insinyur, pengacara dan yang lainnya. Satpam memiliki tugas pokok antara lain; menjaga asset perusahaan, menjaga personnel perusahaan, nama baik perusahaan serta integritas antar karyawan. Untuk mendukung tugas pokoknya, Satpam juga dilatih dan dibina oleh kepolisian yang dituangkan dalam undang-undang negara. Sekaligus menjadi perpanjangan tangan kepolisian untuk melaksanakan tugas membantu keamanan disuatu tempat. Untuk menambah wawasan dan bidang kerjanya, terkadang Satpam juga dilengkapi dengan alat peralatan yang canggih untuk melaksanakan tugas pokoknya seperti; CCTV, shock gun, VTS (vehicle Tracking System) sebuah alat untuk memonitor keberadaan kendaraan maupun kapal dalam melakukan wilayah operasinya, atau GPS (Global Posisitin System) dan sebagainya. Terkadang alat peralatan pendukung ini lebih baik dan lebih canggih kualitasnya dibadingkan dengan alat peralatan yang dimiliki oleh institusi keamanan negara. Dalam tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman terhadap pembaca tentang catatan saya sebagai seorang Satpam, yang mungkin dapat menjadikan hal menarik bagi pembaca. Meskipun pendapat umum kebanyakan menyatakan Satpam merupakan golongan bawah (low level) ternyata ada sisi menarik pekerjaan Satpam yang juga bisa dibanggakan dan tanggung jawab yang sama dengan profesi lain. Satpam dengan Wing Tembak. Sesuatu yang tidak mungkin terjadi menurut pengertian awam bahwa Satpam juga dilatih menembak. Apalagi jika mengingat kepemilikkan senjata api (senpi) merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan karena maraknya kasus terorisme belakangan ini. Namun dalam salah satu pelatihan Satpam, biasanya dilakukan oleh Sekolah Polisi Negara (SPN) ada beberapa materi pengenalan dan praktek menembak. Beberapa perusahaan khususnya yang bergerak dibidang perhotelan menuntut Satpamnya untuk memiliki ketrampilan menembak, khususnya hotel yang berbintang lima. Meskipun tidak memiliki Senpi, di kalangan perhotelan acapkali ditemukan senpi yang tidak terkunci dan unsafe yang dimiliki oleh tamu, dan tergeletak begitu saja di meja kamar sehingga diharapkan para petugas Satpam dapat mengamankan senpi tersebut sebagai tindakan awal dan melaporkan ke Kepolisian untuk tindakan berikutnya. [caption id="attachment_194942" align="aligncenter" width="300" caption="Penyematan Wing Tembak (sumber: dokumen SLJ)"][/caption] [caption id="attachment_194960" align="aligncenter" width="300" caption="Persiapan menembak Satpam (dok: SLJ)"][/caption] Gambar diatas adalah latihan para Satpam salah satu hotel di Jakarta beberapa waktu yang lalu. Sesuai dengan misi hotel "how to delight costumer" maka pelajaran ini sangat penting untuk menjaga citra managemen hotel, sekaligus diharapkan Satpam mampu dalam menangani masalah senpi sampai melaporkannya ke polisi jika menemukan. Pemberian wing tembak juga diberikan pada sesi ini oleh penyelenggara pelatihan, sehingga membuat para Satpam lebih percaya diri dalam melaksanakan tugasnya. Sumber Daya Manusia Satpam. Selain ilmu kemanan yang dibekali oleh kepolisian negara, pada tingkat lanjutan beberapa Satpam perusahaan mewajibkan mereka untuk mengikuti training keselamatan kerja seperti; fire fighting, first aid, on scene commander, risk management, cause tree analyst dan sebagainya. Untuk beberapa perusahaan oil and gas bahkan mengirimkan Satpamnya ke luar negeri untuk menjadikan Satpam profesional sesuai tuntutan tugas. Semua ilmu ini didapatkan secara beringkat dan berlanjut dengan vendor-vendor profesional di dalam dan luar negeri. Dengan ilmu keselamatan kerja yang dimiliki ini, bayangan semula bahwa satpam hanyalah ‘penjaga malam' akan terkikis dengan hal lain yang dipelajari secara profesional pula. [caption id="attachment_194963" align="aligncenter" width="300" caption="Fire fighting training (dok: BSP)"][/caption] [caption id="attachment_194966" align="aligncenter" width="300" caption="Helicopter fire fighting (dok : BSP)"][/caption] Gambar diatas merupakan beberapa pelatihan pemadam kebakaran dengan helikopter dan kapal dilaut lepas. Selain itu Satpam juga diajarkan penyelamatan darurat di laut melalui 'sea survival training' dan 'helicopter under water training'. Kamampuan lebih Satpam ini sangt berguna bagi perusahaan, mengingat Satpam merupakan 'first liner' atau orang yang selalu berada di garis depan selama 24 jam secara terus menerus dalam keadaan aman maupun emergency. Pencegahan awal tentang suatu situasi bahaya seperti fire fighting dan hal lain, tentu saja dilakukan seoran Satpam sebelum dia melaporkan ke departmen lain yang lebih berkompeten. Pemimpin Satpam, biasanya selalu diambil dari pensiunan militer dan polisi, bahkan ada beberapa perusahaan mengambil mantan dari keduanya yang berusia muda (pensiun dini) dari satuannya. Secara tidak langsung, 'sang komandan' istilah pimpinan satpam terhadap anggotanya memiliki kemampuan managerial dan disiplin yang cukup tinggi untuk mengembangkan SDM satpam yang dipimpinnya. Kalau semasa aktif, kebebasan mengembangkan pendapat maupun kemampuannya terbatas, maka di perusahaan yang profesional, kemampuan lain dari sang komandan sangat dituntut dan dihargai tinggi untuk mengelola suatu keamanan perusahaan. Semua ide sang komandan, asalkan teruji dan dianggap baik, maka mereka tidak perlu bingung mencari dana untuk mendukung pemikirannya menjadi kenyataan. Apresiasi berupa bonus dan financial lainnya acapkali diterima ketika idenya dianggap perusahaan merupakan masukan positif ditempat dia bekerja. Suatu hal yang bertolak belakang ketika mereka masih di satuan sebelumnya. Dari segi tunjangan finansial, tak dapat dipungkiri untuk Satpam tingkat bawah selalu mengacu pada upah minimum regional (UMR) hal ini merupakan ketentuan dai pemerintah. Sehingga relatif cukup untuk menghidupi keluarganya secara normal. Bahkan untuk para manager Satpam diperusahaan strategis, parap komandan satpam memiliki bayaran financial lebih dibandingkan dengan karyawan biasa lainnya. Demikian catatan seorang Satpam yang sedang dalam taraf belajar terus untuk menjadi Satpam yang profesional. Selain menjalankan tugas pokok secara mantap, trengginas dan cepat, pekerjaan menjadi seorang Satpam adalah pilihan dan suatu kehormatan. Pilihan dengan dukungan perusahaan yang penuh dan waktu yang banyak untuk meningkatkan kemampuan lain selain ilmu keamanan. Satpam, memang merupakan bahagian kecil dari suatu chart organigram perusahaan yang dianggap tidak dapat secara langsung meningkatkan penghasilan perusahaan, namun tanpa satpam yang profesional, penghasilan perusahaan tidaklah bisa tercapai. Penulis : Siswoko, adalah seorang Satpam dan  bangga memilih profesi ini dalam hidupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun