Mohon tunggu...
Siswanto
Siswanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Dosen di program studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UPN "Veteran" Jawa Timur sejak 1991, saat ini menjabat sebagai kepala Laboratorium Sumber Daya Lahan. Dalam lingkungan masyarakat tempat tinggal menduduki sekretaris RW 10 sejak tahun 2010.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Simposium Kolaborasi UPNV Jatim dengan UI dan Moscow

18 Oktober 2023   19:00 Diperbarui: 18 Oktober 2023   19:41 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surabaya Info: Fak. Pertanian UPNV Jawa Timur hari ini melaksanakan "International Colaboration Symposoium" dengan "Russian Agrarian University Moscow Timiryazev Agricultural Academy dan school of Strategic and Global dan Global Studies Universitas Indonesia".  Simposium mengambil tema Food Security in The Perspective Of Agriculture Science, Bioligy and Ecology.

Dekan fakultas pertanian Dr. Ir. Wanti Mindari, M.P. dalam sabutanya menyatakan bahwa kolaborasi simposium ini menjadi wadah dan wujud kolaborasi ketiga lembaga pendidikan untuk melaksanakan penelitian dan kajian-kajian hasil penelitian untuk mendukung ketahanan pangan, energi dalam mengantisipasi perubahan iklim global. Kegiatan ini juga ditindaklanjuti dengan membuat nota kesepahaman untuk melaksanakan penelitian bersama dalam bidang pertanian dalam hubungannya dengan ketahanan pangan, dan energi.

Hadir dalam kolabarasi siumposium tersebuat Wakil Dekan 1, Wakil Dekan 2, Wakil Dekan 3, Ketua jurusan Agroteknologi, Agrobisnis, ketua program studi Agroteknologi, Kaprodi S2 Agroteknologi, Mahasiswa S2 Agroteknologi, Dinas pertanian kota Surabaya, dinas Pertanian kab. Jombang.

Hasil Kolaborasi Simposium dapat disimpulkan bahwa perubahan iklim akibat meningkatnya kandungan gas CO2 dapat diteliti mulai dari skala kecil ditingkat iklim mikro (dilingkungan pertanian tanaman pangan), dilingkungan hutan, industri, pemukiman, dan sampai skala luas tingkat kota atau tingkat negara sehingga dapat diketahui lingkungan mana yang memberikan sumbangan terbesar pada peningkatan gas CO2 di atmosfer.

Di Rusia petani lahannya luas dengan informasi budidaya, lingkungan, pasar, ketersediaan data mudah diakases sehingga perubahan iklim yang terjadi mudah disebarkan ke petani. Sedangkan di Indonesia hal-hal tersebut belum sepenuhnya dapat dipenuhi dan baru dalam tahap pendataan dan penataan (siswa)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun