Hari hari ini saya membaca berita di internet, miris, dengan gampangnya si Petruk yang dulu pernah berkata,”nanti kalau setelah pilihan, baru itunya saya keluarkan”. Dan sampai sekarang “itunya” tidak turun. Seribu alasan mencuat dari mulutnya. Memang si Petruk ini layaknya joshua cilik yang suka mengobok-obok air hingga ikannya mabok. Dan nyatanya memang demikianlah adanya.
Kalau suatu kerajaan dipimpin orang-orang macam begini, ya tunggu saja kehancurannya. Tak beda dengan jaman simbah masih berkuasa. Diobok-obok kolam yang di luar kamar simbah biar ikannya jadi mabok. Nampaknya si Petruk ini sudah banyak belajar dari simbah. Kalau dulu mungkin kolamnya dia diobok-obok simbah, sekarang giliran kolam tinggalan simbah yang diobok-obok.
Memang ikan di kolam tinggalan simbah ini sekarang agak nakal, tidak seperti biasanya, ikan di kolam tinggalan simbah ndak nurut sama rajanya, padahal dari awal dibikinin kolam sama simbah, ikan-ikan ini selalu di kamar raja, sejak simbah jadi raja, sampai terakhir kali pakdhe jadi raja. Baru pas jamannya junjungannya si Petruk ini kolam ikan tinggalan simbah tidak lagi di kamar raja.
Ya si Petruk ndak suka kalo ada yang ndak nurut sama junjungannya. Diobok-obok makanya kolam ikan tinggalan simbah, biar pada mabok semua itu ikan-ikan nakal. Akhirnya nurut to ikan nakalnya? Yowis bos ikan sudah bersabda,”kita akan dukung junjungannya petruk”. Ya daripada diobok-obok terus nyampe modar. Nurut wae.
Demikianlah, si Petruk yang penuh tipu daya dan kemunafikan mengobok-obok kolam. Rakyat diam-diam saja, ndak tahu kebusukannya petruk. Lha wong hukum kerajaan yang ngurusi si Petruk. Meh lahpo kowe?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H