Mohon tunggu...
Sistus Wikassadharma
Sistus Wikassadharma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Hobi : menonton bola

Selanjutnya

Tutup

Diary

"Medan Pengasingan" Pengalaman menjadi Seminaris selama 40 Hari

3 Oktober 2024   11:35 Diperbarui: 3 Oktober 2024   11:38 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Perkenalkan, nama saya Sistus Wikassadharma, orang-orang memanggil saya Wikas. Saya adalah satu dari sekian seminaris yang telah merasakan "Masa 40 Hari"  atau masa karantina, dimana saya dan seminaris lain yang baru di Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan hanya berada di dalam Seminari dan tidak mendapat akses ke dunia luar, kecuali melalui koran yang saya dan teman-teman saya dapat, hanya ada 1 koran untuk satu angkatan, jadi kami bergilir untuk dapat membaca koran supaya kami bisa melihat apa yang sedang terjadi di dunia luar. Di masa ini, kami juga tidak memperoleh akses internet yang sebenarnya dapat kami akses di komputer yang diawasi oleh staff, tetapi karena kami seminaris baru, tentu kami tidak diberi akses oleh staff. Dalam seminaris saja, kami tidak diperbolehkan untuk mengakses beberapa lokasi, dikarenakan beberapa lokasi tersebut terdapat komputer yang dapat digunakan untuk mengakses internet. 


Kami seangkatan selama 40 hari ditargetkan untuk mengenal asrama tempat kami tinggal dan sekolah tempat kami belajar. Saya pun mulai berkenalan dengan beberapa teman, baik dalam angkatan sendiri maupun di luar angkatan saya. Saya mulai dinamika 40 Hari saya di seminari ini, dalam dinamika pasti ada suka maupun duka, baik di kelas maupun di asrama. Saya juga mengenal habitus baru seperti berefleksi, waktu rohani,  dan jam studi. Saya menjalani masa pengenalan lingkungan dan "habitus"  saya juga mulai berkenalan dengan norma-norma baik di sekolah maupun di asrama yang harus didikuti. Setelah masa pengenalan selama kurang lebis dua minggu di seminari, saya mulai berusaha untuk membangun "Chemistry" juga berusaha untuk kerasan di tempat yang asing ini.  Pada awalnya saya merasakan rindu yang bergejolak dalam pikiran saya, baik dengan orang tua maupun rumah saya, bukan hanya saya yang merasakan, tetapi satu angkatan mengalami hal yang sama yaitu rasa rindu yang kuat.


Kami seangkatan mulai kenal satu dengan yang lain, juga mulai berteman satu dengan yang lain, saat bertemu mereka salaing mencurahkan isi hati mereka, baik suka maupun duka yang mereka rasakan di tempat ini. Justru karena itu, kami semakin dekat satu dengan yang lain dan mulai membangun "Chemistry" yang baik sautu dengan yang lain, sampai tak terasa sudah sampai di akhir dari masa 40 hari. Saya sangat senang mengalami masa 40 hari, karena dengan waktu yang telah saya alami itu, saya dapat menyesuaikan diri saya dengan lingkungan baru, serta dapata menambah koneksi pertemanan yang saya miliki baik dengan teman, guru, maupun karyawan. Setelah masa 40 hari, kami seangkatan masuk dalam dinamika sesungguhnya yang ada di seminari, dan saya siap untuk dapat berdinamika dengan baik di Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun