Mohon tunggu...
Siska Putri Sp
Siska Putri Sp Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - bermimpi menjadi penulis

#pharmacist #sastra

Selanjutnya

Tutup

Film

Analisis Semiotik pada Film "Penyalin Cahaya" (2021)

22 Januari 2022   00:12 Diperbarui: 22 Januari 2022   00:24 7471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

ANALISIS SEMIOTIK FILM PENYALIN CAHAYA {2021}

SINOPSIS FILM

Film ini mengisahkan tentang Suryani yang akrab dipanggil Sur. Sur adalah mahasiswi yang kehilangan beasiswanya karena tersebarnya foto Sur saat mabuk. Sur merasa tidak mengingat siapa yang mengambil foto itu. Rasa penasaran atas siapa yang mengambil dan menyebarkan fotonya itu membuat ia merasa harus mencoba untuk mengungkap fakta tentang apa yang terjadi sebenarnya. 

Sur mendapat bantuan temannya yang berprofesi sebagai tukang fotokopi untuk mengungkap hal tersebut. Sur menemukan fakta bahwa dirinya tidak hanya dijebak, ternyata ia juga telah mengalami pelecehan seksual pada saat itu. Setelah mengatahui fakta tersebut, Sur tidak mendapat dukungan dari siapapun bahkan keluarganya sendiri menganggap bahwa itu adalah kesalahan Sur. Satu-satunya orang yang percaya dan membantu Sur hanyalah temannya, si tukang fotokopi. Berbagai upaya Sur lakukan untuk mendapat keadilan, namun tidak banyak yang ia dapatkan atas usahanya. Sur pantang menyerah dan mencoba segala cara hingga akhirnya ia mendapatkan dukungan dari ibu dan beberapa temannya yang merupakan korban seperti Sur.

Simbol Semiotik yang terdapat dalam Film Penyalin Cahaya

  • Kisah Medusa dan Perseus yang menjadi pertunjukan dari teater Matahari.
  • Dalam mitologi Yunani, Medusa yang sebenarnya mengalami pemerkosaan oleh Poseidon justru mendapat hukuman dari Athena yang kemudian membuatnya menjadi monster berkepala ular. Lalu, muncul Perseus, manusia setengah dewa yang mendapatkan misi untuk memenggal kepala Medusa. Meski banyak yang menganggapnya jahat, Medusa sebenarnya adalah simbol perlawanan terhadap patriarki. Nah, pada adegan teatrikal menjelang akhir filmnya, kita bisa melihat Rama sebagai Perseus yang berhasil membungkam Medusa dan saudara Gorgon-nya sebagai simbol kalau patriarki menang.

  • fogging nyamuk demam berdarah
  • Demam berdarah identik dengan slogan 3M (Menguras, menutup, mengubur). Seperti pada kasus pelecehan seksual yang dialami oleh Sur fogging dan 3M dapat menggambarkan kasus Sur dan beberapa temannya yang senasib tidak mendapatkan keadilan, kasus tersebut bagaikan dikuras, ditutup, dan dikubur begitu saja oleh pelaku kejahatan tersebut.
  • Fogging di sini juga menggambarkan mudahnya seseorang dengan kendali dan kekuasaan penuh untuk membunuh nyamuk nyamuk kecil yang mengganggunya.
  • Asap Fogging membuat visual gambar menjadi kabur. Visual tersebut menggambarkan keadaan yang tidak pasti, usaha-usaha dan keberanian yang ditunjukan Sur dan teman-temannya belum tentu mendapatkan hasil yang sesuai keinginan mereka.
  • Mesin fotokopi menggambarkan duplikasi, duplikasi disini menggambarkan korban-korban pelecehan serupa dengan Sur di kampus tersebut yang ikut buka suara di akhir cerita film sehingga memperlihatkan pertambahan korban-korban yang terungkap.

  • Pakaian Sur yang terbalik

  • Pakaian Sur yang terbalik setelah pulang dari pesta kemenangan teater matahari menggambarkan sesuatu terjadi tanpa sepengetahuan Sur saat mabuk dan tidak sadarkan diri. Keadaan tersebut menggambarkan telah terjadinya pelecehan seksual kepada Sur, hal tersebut dipertegas dengan adegan sur yang mengecek bajunya di depan cermin dan melihat jika baju yang digunakannya dari semalam telah terbalik, tidak seperti pas ia pakai sebelum pergi ke pesta tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun