Oleh:Â Lisnurhaeni, Nurul Fadhilah, Sismita, Lukman Nulhakim M.Pd., Annisa Novianti Taufik M.Pd.
Serang, Banten - Pendidikan merupakan pilar utama kemajuan suatu negara. Dimana dengan pelatihan yang baik menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten, berdedikasi, dan berkomitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Guru profesional memiliki pengetahuan luas tentang bidang mereka, mampu mengajar dengan baik, dan memberikan inspirasi kepada siswa. guru profesional cenderung terus mengembangkan diri, mengikuti tren pendidikan, dan membantu menciptakan kurikulum dan teknik pengajaran yang lebih baik. Jika digabungkan, ini meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.Â
Profesionalisme di sekolah adalah kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang berkualitas. Guru yang profesional tidak hanya memiliki kompetensi dalam bidang keilmuan, tetapi juga mampu menunjukkan integritas, etika, dan komitmen dalam mendidik siswa. Profesionalisme mencakup berbagai aspek, mulai dari penguasaan materi, kemampuan mengelola kelas, hingga membangun hubungan positif dengan siswa, rekan kerja, dan orang tua.
Berdasarkan hasil wawancara Standar profesionalisme yang diterapkan di sekolah tersebut baik dari guru maupun staf pendukung lainnya sudah lebih baik dan hampir semua guru di sekolah tersebut sudah bersertifikat, dan rata-rata lulusan sarjana (S2). dan guru-guru mengikuti pelatihan-pelatihan. Sekolah memfasilitasi pengembangan profesionalisme guru, berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan profesionalisme guru tentu saja dapat mempengaruhi kualitas pendidikan dan cara belajar mengajar. Kolaborasi antara kepala sekolah, guru, serta staf lainya dalam menjaga profesionalisme di sekolah sangat diperlukan dimana kepala sekolah mengumpulkan guru dan staf lainnya untuk berkumpul dan menyamakan visi-misi sekolah, kepala sekolah mengadakan pertemuan agar setiap guru dapat mengefisiensikan pekerjaan sesuai dengan bidangnya.
Implementasi profesionalisme di sekolah sangat penting untuk menghasilkan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan berkualitas. Profesionalisme ini tidak hanya terkait dengan kompetensi akademik guru, tetapi juga mencakup aspek moral, etika, dan sikap kerja yang mempengaruhi keseluruhan iklim pendidikan. Beberapa bentuk implementasi profesionalisme seperti penguasaan materi, metode pembelajaran, pengelolaan kelas yang efektif, etika, membantu siswa yang sedang mengalami kesulitan dalam belajar, kolaborasi antara guru/staf, serta melakukan pengembangan diri seperti mengikuti pelatihan.
Peran guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang berkualitas melalui profesionalisme, tentu saja guru memahami situasi peserta didik, dimana di kelas karakteristik siswa beragam, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bahwa pada proses pembelajaran di kelas ketika sudah memasuki di jam-jam tertentu yaitu misalnya di jam 3 keatas peserta didik menjadi kurang fokus dalam pembelajaran, tentu saja guru yang profesional harus bisa menjadikan kelas itu menjadi kondusif dan membuat peserta didik menjadi fokus kembali, guru biasanya memahami situasi peserta didik seperti mengadakan ice breaking sehingga membuat peserta didik tetap bersemangat dalam pembelajarannya sampai di jam terakhir. Tantangan yang sering dihadapi oleh guru dan staf dalam menerapkan profesionalisme ini secara konsisten, dimana dengan adanya latar belakang , karakteristik, sifat peserta didik itu semuanya menjadi tantangan dalam pembelajaran agar bisa membuat peserta didik bisa fokus pada pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan menurut (Rohman, 2018) bahwa Profesionalisme guru di sekolah mempengaruhi dalam menghasilkan lingkungan pembelajaran yang berkualitas. Dari penguasaan materi, integritas, hingga kolaborasi dengan komunitas sekolah dan pengelolaan teknologi, berbagai elemen profesionalisme ini saling mendukung untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik
Selain itu, kepemimpinan sekolah juga mempengaruhi profesionalisme tenaga pendidik dan staf sekolah, sebagai kepala sekolah tentu saja harus memahami keberadaan guru , kebutuhan guru terhadap fasilitasnya yang mana itu akan mempengaruhi profesionalisme dari guru itu sendiri, misalnya dari hasil wawancara di sekolah tersebut ada seorang guru yang tidak nyaman akan proses belajar mengajarnya karena ruang kelas misalnya ruang seni yang fasilitasnya kurang baik seperti atap ada yang rusak dan lainnya tentu saja kepala sekolah langsung bertindak atas keluhan yang dikeluhkan oleh guru , karena hal tersebut dapat berpengaruh terhadap cara guru itu sendiri belajar dalam proses belajar mengajar terhadap peserta didik dan akan berpengaruh juga terhadap kualitas belajar peserta didik. Dengan demikian kolaborasi kepala sekolah, guru dan staf lainnya sangatlah penting untuk mendukung profesionalisme dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Menurut narasumber yang kami wawancarai terdapat beberapa hal dampak positif yang didapat pada penerapan profesionalisme yaitu guru yang profesional mampu mengelola kelas dengan baik, menyampaikan materi secara efektif, dan menggunakan metode pembelajaran yang inovatif. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan hasil belajar siswa. dapat meningkatkan pengembangan karakter peserta didik, Meningkatkan pengembangan minat dan motivasi belajar siswa.
Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa guru di SMP tersebut menghadapi masalah atau tantangan yaitu ketidakpahaman siswa, meskipun guru telah berkomunikasi dengan baik dan maksimal. Situasi ini menunjukkan bahwa siswa memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda, yang dapat menjadi tantangan besar bagi proses pembelajaran. Sebagai tanggapan terhadap keadaan ini, pendidik SMP menggunakan strategi intervensi personal. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan menggunakan strategi intervensi personal, menurut Dimyati dan Mudjiono. Intervensi personal yang dilakukan dengan benar dan efektif dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan atau hambatan dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar terbaik mereka. Pembelajaran dengan pendekatan personal memfokuskan guru untuk membantu dan membimbing setiap siswa.