Sismanto, M.Pd. *)
Berkat Balikpapan dan Inspirasi 60 Tahun Astra, saya bisa menjadi seperti sekarang ini meskipun belum bisa dikatakan sebagai pebisnis yang sukses, setidaknya saya bangga bisa menceritakan bagaimana memulai bisnis, bagaimana guru bisa mendapatkan passive income? ada banyak cara untuk bisa mendapatkan pasif income. Masalahnya tinggal pada keinginan guru untuk memulai dan berani untuk berbisnis. Membuka les-lesan atau privat di rumah, membuka toko sembako kecil-kecilan di rumah, membuat buku diterbitkan yang kemudian dijual, membuat produk aplikasi pembelajaran yang kemudian diseminarkan atau diworkshop kan, dan masih banyak lagi usaha-usaha produktif yang bisa dilakukan guru setelah jam mengajarnya.
Begitu banyaknya ranah teacherpreneurship yang bisa dilakukan oleh guru, tidak menutup kemungkinan di awal-awal membuka usaha kesulitannya adalah bagaimana membagi waktu antara tugas utama sebagai guru mengajar di kelas dan memulai usaha bisnisnya. Bagian terpentingnya adalah lakukanlah dengan tekun usaha yang Anda rintis, terus belajar dan berinovasi dalam berbisnis, carilah mentor bisnis yang tepat, lambat laun insyaallah usaha Anda akan berkembang dan Anda akan membutuhkan orang yang bisa didelegasikan untuk mengurus bisnis. Disinilah peran Anda sebagai guru yang sudah memiliki usaha, Anda bisa menjadi leader, owner, sekaligus motivator bagi karyawan-karyawan, dan Anda tidak perlu terjun langsung di usaha yang Anda miliki tersebut Inilah yang kemudian saya sebut dengan pasif income dan endingnya adalah "guru bebas finansial".
Inspirasi 60 Tahun Astra memberikan inspirasi bagi saya untuk membuka usaha. Travel merupakan salah satu usaha yang sedang saya geluti sekarang ini. Sebuah usaha yang memiliki masa depan yang bagus dalam kancah perekonomian nasional. Semakin ramai sebuah kota, maka jasa travel semakin dibutuhkan, sehingga siapapun yang mengelola bisnis travel dengan manajemen yang baik, maka akan banyak memberikan keuntungan bagi pemiliknya, pengguna jasa travel, maupun masyarakat daerah tempat travel tersebut berada.
Mengingat pekerjaan utama saya adalah sebagai seorang guru di sebuah sekolah dasar, tentu saja saya tidak memiliki modal yang cukup besar untuk memulai bisnis ini. Saya juga tidak punya warisan yang cukup serta bukan anak dari seorang pengusaha yang sukses, tentu membuat saya berpikir bagaimana mendapatkan modal capital untuk memulai usaha saya. Bagi saya, hanya dengan bermodalkan semangat dan iktikad yang kuat, maka bisnis travel menjadi sebuah pilihan dan juga sebuah harapan.
Ketika memulai usaha travel, banyak kisah yang bisa diceritakan sehingga saya bisa seperti yang sekarang ini. Mulanya hanya memulai usaha menjual tiket pesawat dari rumah ke rumah terlebih dahulu, lama-kelamaan usaha saya mulai dikenal masyarakat, sehingga ketika ingin besar saya sampaikan kepada istri saya bahwa kita harus meminjam tempat di pinggir jalan protokol untuk membesarkan usaha travel ini.
Bagi saya, Astra merupakan inspirasi usaha bagi para pebisnis pemula sebagaimana yang telah saya lakukan. Dengan Inspirasi 60 Tahun Astra, memberikan pinjaman lunak kepada para pelaku usaha seperti saya. Pada awal-awal pinjaman saya mengambil satu unit minibus Toyota HiAce dengan down payment 150 juta dengan mengambil tenor 35 bulan.
Inspirasi 60 Tahun Astra juga memberikan kemudahan kepada para calon customernya, yakni para salesnya memberikan pilihan-pilihan terbaik serta memberikan tawaran yang memudahkan kepada calon pelanggan, dan itu juga diberikan kepada saya ketika saya akan mengambil salah satu unit minibus Toyota Hiace di Auto 2000 Astra.
Berkat Inspirasi 60 Tahun Astra dengan menggunakan Armada minibus Toyota HiAce saya membuka rute Sangatta Samarinda dan Balikpapan. Salah satu kota tujuan pengembangan usaha saya adalah Balikpapan, mengingat Balikpapan merupakan pintu gerbang masuk Kalimantan Timur. Artinya siapapun yang ingin memasuki Kalimantan maka Balikpapan adalah destinasi yang pertama dan utama yang akan dikunjungi oleh pelancong maupun para traveler.
Sebagai pelaku bisnis travel, saya harus menyiapkan kebutuhan masyarakat akan kenyamanan armada yang digunakan untuk wisata, sehingga pilihan armada juga harus sesuai dengan keinginan masyarakat. Demikian pula bagi pemerintah kota Balikpapan, mengingat Balikpapan sebagai destinasi usaha travel dan pariwisata, maka mau tidak mau pemerintah kota Balikpapan harus berbenah untuk memberikan citra bahwa kota Balikpapan adalah kota yang layak dikunjungi, kota yang ramah anak, dan tentu saja bagaimana menjadikan Balikpapan sebagai ikon kota tujuan wisata.
Untuk itu, pemerintah Kota Balikpapan harusnya bisa menangkap peluang bisnis ini dalam menginjak sektor pariwisata nasional. Wisata bila dikembangkan secara optimal akan memberikan Pendapatan Asli Daerah (Daerah) di saat pemerintah sedang menggulirkan isu pasca minyak dan tambang. Salah satu bentuk pelayanan wisata yang tidak boleh dilupakan adalah turunan dari industri wisata tersebut. Informasi dan pemasaran wisata, hotel, transportasi, biro travel juga di konsep dengan menggunakan konsep yang sesuai dengan wisata Balikpapan, sehingga memudahkan bagi wisatawan yang akan berwisata dengan mengambil destinasi wisata yang berada di Kota Balikpapan. (*)