Mohon tunggu...
Siska Wulandari
Siska Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tugas

Halooo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh dan Dampak Perceraian Orangtua terhadap Psikologis Anak

19 November 2023   17:47 Diperbarui: 19 November 2023   17:50 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pernikahan adalah suatu ikatan suci lahir dan batin antara seorang laki-laki dengan perempuan untuk hidup sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk suatu keluarga atau rumah tangga yang bahagia. Keluarga yang dibangun dengan persetujuan di antara kedua belah pihak yaitu laki-laki dan perempuan, berlandaskan rasa cinta dan kasih sayang, yang sepakat untuk hidup bersama sebagai suami istri dalam suatu ikatan rumah tangga, demi mewujudkan ketenteraman serta kebahagiaan bersama berlandaskan pada ketentuan dan petunjuk Allah SWT. Salah satu tujuan dari pernikahan dalam Islam adalah untuk membentengi martabat manusia dari perbuatan seks bebas. Islam memandang pernikahan dan pembinaan keluarga sebagai sarana efektif untuk memelihara dan melindungi masyarakat dari hal-hal yang bersifat patologis.

Umumnya setiap individu sangat mengharapkan perkawinannya dapat berlangsung seumur hidup untuk membina suatu keluarga yang sakinah (ketentraman), mawaddah (cinta) dan warahmah (kasih sayang). Namun dalam kenyataannya untuk membina suatu perkawinan yang bahagia tidaklah mudah, bahkan sering kehidupan perkawinan kandas di tengah jalan. Bukan kecocokan yang terjadi antara suami dan istri, melainkan semakin menonjolnya perbedaan satu sama lain. Tidak sedikit pasangan setelah memiliki anak kemudian berpisah, karena tidak menemukan kecocokan lagi pasangannya, sehingga akhirnya rumah tangga menjadi berantakan dan akhirnya memilih jalan untuk bercerai.

Perceraian dapat diartikan sebagai berakhirnya suatu hubungan suami dan istri yang diputuskan oleh hukum atau agama (talak) karena sudah tidak ada saling ketertarikan, saling percaya dan juga sudah tidak ada kecocokan satu sama lain sehingga menyebabkan ketidakharmonisan dalam rumah tangga (Untari, dkk, 2018).

Permasalahan Atau Studi Kasus

Tak sering kita mendengar tentang masalah perceraian. Ada salah satu contoh dimana di daerah lingkungan deket rumah terjadi perceraian seorang suami istri dikarenakan suaminya ini keras atau bisa disebut tempramental. Asal muasalnya, ada sepasang suami istri berumah tangga yang mungkin bisa dibilang hubungan nya udah lama dan telah memiliki seorang 3 anak. Suaminya ini bekerja di PT pertambangan dan jabatannya itu bisa dibilang tinggi sedangkan istrinya ini hanya seorang Ibu rumah tangga. dikarenakan mungkin keegoisan masing-masing dari mereka dan juga suaminya ini mempunyai sikap tempramental lalu istrinya ini tidak bekerja jadi sering diperlakukan hal tidak wajar, suaminya ini sering main wanita dibelakang, jarang pulang ke rumah tetapi masih melakukan hal kewajibannya seorang suami yaitu memberikan uang bulanan.

Kalau suaminya ini ada dirumahnya sering terdengar seperti cek-cok antar suami istri dan juga kadang ada suara dentuman pecahan beling. Dari suara teriakan antara kedua orang tua tak jarang ada tangisan seorang anak yang terdengar ke rumah. istrinya ini sangat baik sekali bahkan ia mengetahui suaminya ini selingkuh pun tapi ia tetap mempertahankan rumah tangga demi anak-anaknya. Tapi karna suaminya ini telah memiliki wanita lain jadi ia memilih bersama wanita lebih muda dari pada istrinya yang dimana hubungannya ini cukup dibilang telah lama.

Setelah hal perceraian terjadi dan anak-anaknya ini lebih memilih tinggal bersama ibunya, karna demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan anak lalu mantan istrinya ini membuka usaha didepan rumahnya yang mana usahanya itu dimodali dari mantan suaminya.

Perceraian yang terjadi pada suatu keluarga memberikan dampak yang mempengaruhi jiwa dan kondisi anak. Anak yang mengalami hambatan dalam pemenuhannya terkait rasa cinta dan memiliki orang tua harus mengahadapi kenyataan bahwa orangtuanya telah bercerai. Anak mendapat gambaran buruk tentang kehidupan berkeluarga. Dalam perasaan anak, perceraian adalah suatu yang memalukan. Perceraian hampir selalu membuat anak bersedih, pemarah, dan lemah jiwanya, intinya anak berada dalam dilema dan merasakan berbagai masalah secara psikologis.

Solusi Dari Permasalahan Diatas :

Perceraian orang tua ternyata dapat membawa berbagai dampak bagi anak. Tidak semua anak dengan orang tua yang bercerai memperoleh dampak yang negatif. Amato dan Keith dalam Jahja (2011:449) menyebutkan upaya yang dilakukan orang tua dalam mengantisipasi dampak negatif dari perceraian orang tua yaitu dengan mencukupi setiap kebutuhan anak baik berupa kebutuhan fisik maupun psikis. Menurut Abraham Maslow dalam Wiyani (2014:181) setidaknya ada lima kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan memiliki dan cinta, kebutuhan akan adanya rasa percaya diri yang dimilikinya, serta kebutuhan untuk dapat mengaktualisasi diri. Anak memerlukan bantuan orang lain agar dapat kebutuhan anak terpenuhi.

Orang tua dan keluarga berupaya memberikan pengertian kepada anak mengenai kondisi dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan keluarganya. Komunikasi dan hubungan yang dibangun harus menciptakan suasana yang tidak menuntut penilaian, dan menunjukkan penerimaan sehingga dapat memberi landasan memadai dalam pertumbuhan sosial dan emosi (Nugraha dan Rachmawati, 2006:5.27). Orang tua yang bercerai tetap menjalin hubungan yang baik dengan mantan pasangan dan bekerjasama dengan seluruh keluarga untuk membantu serta memberikan dukungan, berkonsultasi dengan para ahli terhadap reaksi negatif anak mengenai perceraian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun