Bangsa yang besar dan maju adalah dimana suatu bangsa yang mampu mengoptimalkan sumber daya manusianya dengan baik. Walaupun sumber daya alamnya melimpah jika tidak mampu mengolahnya dengan baik sulitlah bangsa tersebut untuk maju. Justru akan menjadi ladang bagi negara-negara yang sudah maju untuk menguasai bangsa tersebut. Kita mengambil contoh Singapura walau negaranya sempit tidak mempunyai SDA yang banyak, dengan jumlah penduduk yang tidak seberapa hanya beberapa juta sajatapi bisa jauh lebih maju dari Indonesia.Sedangkan Indonesia yang memiliki jumlah penduduk berjuta kurang lebih 259,940 juta jiwa berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik tahun 2010 ditambah dengan kekayaan alamnya yang sangat melimpah, tapi jusrtu tertinggal dari Singapura.
Apa yang menyebabkan kita jauh tertinggal dari Singapura adalah pendidikan. Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia seakan-akan tidak akan habis untuk dibicarakan. Belum meratanya pendidikan di Indonesia, adanya ketimpangan pendidikan antara yang dikota dengan didesa. Fungsi pendidikannya sendiri sekarang sudah tidak pada fungsinya. Dimana seharusnya pendidikan bisa untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menyebutkan “ pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan TME, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis dan tanggungjawab”.
Sudah bukan menjadi hal yang tabu lagi untuk dibicarakan adanya kebocoran soal dan kunci jawaban disetiap pelaksanaan ujian nasional. Adanya pihak-pihak yang terkait didalamnya untuk dijadikan bisnis yang menjanjikan. Hal ini menunjukan bahwa dapat dikatakan sebenarnya pendidikan mengajarkan peserta didik untuk tidak berlaku jujur yang menjadi benih-benih KKN dimasa yang akan datang. Pendidikan yang seharusnya untuk mencerdaskan dan membentuk karakter bangsa yang bermoral tapi justru sebaliknya membodohkan dan menjerumuskan degradasi moral. Jika hal ini akan terus menerus terjadi di Indonesia maka akan dibawa kemana bangsa ini kedepanya.
Siapa yang harus bertanggungjawab atas semua ini, sekolah ataukah pemerintah ? disinilah justru peran pendidik sangat diperlukan untuk menguatkan dan memotivasi peserta didik agar tidak terpengaruh oleh yang semacan itu. Peserta didikpun harus mempunyai kesadaran bahwa hal tersebut tidak baik dan percaya dengan kemampuanya sendiri. Percuma lulus dengan nilai bagus tapi didalamnya kosong tidak memiliki ketrampilan apa-apa dan tidak diberkahi oleh ALLAH. Apakah iya kita tega akan memberikan nilai yangpalsudengan cara yang salah bukan dari hasil kerja keras kita sendiri kepada orang tua kita, padahal selama ini kedua orang tua kita membiayai kita dengan uang hasil dari kerja kerasnya siang malam untuk kita. Renungkanlah kawan semua perbuatan yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan, tegakah kita akan melibatkan kedua orang tua kita untuk mempertanggungkjawabkan yang kita lakukan. Mulai sekarang perbaikilah diri kita, lalukan hal apapun dengan kerja keras kita sendiri, pecayalah bahwa kita mempunyai kemampuan yang luar biasauntuk menjadi senjata kita. Sadarlah kawan-kawan Indonesia !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H