"Ayah, Ibu aku mau donorin ginjalku buat Silmi."
Tak ada ucapan terima kasih yang keluar dari mulut Ayah maupun Ibunya. Salma sudah menduga hal itu, karena sepertinya hari ini menjadi akhir dari kehidupannya.
Keesokan paginya, operasi berjalan lancar dengan sebagai mana mestinya. Salma berhasil mendonorkan ginjal untuk saudari kandungnya. Meski diliputi rasa kecewa, ia tetap harus ikhlas.
Tak ada yang menanyakan bagaimana kabarnya pasca operasi. Ayah dan Ibunya pun memilih menemani Silmi dibanding dirinya.
Salma memilih untuk cepat-cepat meninggal rumah sakit tanpa diketahui petugas. Rasanya tidak sanggup harus merasakan pahitnya hidup di tengah rasa bahagia orang lain.
Hujan mulai turun seakan mengetahui rasa sakit yang ia alami. Dengan melihat ke sekeliling, ia memutuskan untuk sedikit berteduh di seberang jalan di tempat kedai kopi.
Sepertinya ini ajalnya...
Tanpa diketahui, ternyata ada mobil mini bus melaju kencang menabrak Salma. Ia terlempar sangat jauh, namun mobil mini bus tersebut tetap melaju meninggalkan dirinya.
Dengan sedikit kesadaran, Salma melihat banyak sekali orang yang mulai menghampirinya.Â
Kegelapan mulai menghampirinya...
Di bawah rintik hujan, ia tersenyum dan memejamkan mata untuk menerima akhir kehidupannya.
"Jika saat ini aku tidak mendapatkan kebahagiaan didunia,
Izinkan aku untuk mendapatkan kebahagiaan di kehidupan selanjutnya."