"Siapa yang sakit, jelasin dulu Bu." Bingung Salma.
"Jangan banyak tanya, cepat bereskan barang-barang kamu. Kalau kamu tidak mau izin biar Ibu yang bicara dengan atasanmu." Sambil berlalu meninggalkan Salma ke dalam kedai kuenya.
Tak berapa lama Ibu keluar dari ruangan atasan Salma. Ayah hanya berdiam diri sembari melihat Salma membereskan barang-barangnya.
Selang berapa lama, Salma berpamitan kepada Tara dan berlalu pergi meninggalkan kedai.
Sepanjang perjalanan tidak ada yang memulai pembicaraan, hanya terdengar suara mesin mobil dan bising dari kendaraan lain.
Sesampainya di rumah sakit, Ayah, Ibu dan Salma bergegas mencari salah satu ruangan yang ia pun tidak tahu siapa yang sedang berada di sana.
Ketika memasuki ruangan, bau obat dan rasa dingin mulai menusuk kulitnya. Terlihat Silmi dengan wajah pucatnya terbaring di atas brankar. Kebingungan semakin meliputi Salma. Sebenarnya apa yang sedang terjadi?Â
"Silmi kenapa Bu?." Ujarnya khawatir.
"Kalau Ibu bilang penyakitnya, kamu mau bantu dia sembuh?."
Hening, tak ada jawaban dari Salma.
"Adik kamu kena gagal ginjal dan harus segera menemukan donor ginjal. Kalau tidak...dia tidak bisa selamat." Lirih Ibu.