Kehidupan ini tidak akan luput dari kehidupan bermasyarakat dan pencapaian pendidikan yang dimiliki setiap orangnya.
Dalam kehidupan tentunya kita akan kembali kepada lingkungan yang akan membawa dampak bagi setiap individu, perilaku yang dihasilkan dapat berasal dari pendidikan yang dijalani ataupun pola kemasyarakatan terdekat yang berada disekiling kita.
Pendidikan berkualitas termasuk kedalam 17 tujuan (Sustainable Development Goals (SDGs).
Pendidikan berkualitas untuk semua (SDG-4) merupakan salah satu dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Dalam SDGs, pendidikan mutlak merupakan hak asasi manusia yang mendasar.
Tujuan-tujuan SDGs lain seperti meniadakan kemiskinan, meniadakan kelaparan, memberdayakan anak perempuan, memerangi perubahan iklim, memerangi ketimpangan, dan mengakhiri kemiskinan ekstrem, hanya bisa dilakukan jika pendidikan masyarakat maju. SDG-4 meliputi berbagai aspek pendidikan, termasuk partisipasi; kualitas dan hasil pembelajaran; infrastruktur sekolah; kualitas guru; keselamatan dan kebersihan di sekolah; dan komitmen terhadap nilai-nilai kewarganegaraan global dalam pendidikan.
Dalam pencapaian target SDGs ke-4 terkait pendidikan, tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana menjamin pendidikan yang berkualitas secara inklusif dan merata. Hubungan antara pendidikan yang berkualitas dengan pola kemasyarakatan yang dihasilkan akan memiliki ikatan yang kuat, hal tersebut juga dibenarkan oleh Pak RT Kampung Pos, Suharto (47).
Pendidikan adalah hal yang mutlak secara garis besar sangat disarankan untuk dapat memiliki capaian pendidikan yang berkualitas, karena kualifikasi tersebutlah yang bukan hanya digunakan dalam dunia pekerjaan tetapi pola bermasyarakat juga dipengaruhi hal tersebut.
Pendidikan yang berkualitas yang dimaksud adalah bukan hanya sekedar capaian pendidikan yang tinggi tetapi kualitas yang dimaksud adalah seberapa mampu seseorang cendikiawan mengaplikasikan, menerapkan serta bermanfaat bagi orang sekitar. Kaitan dengan kehidupan masyarakat sangatlah erat, dalam pola kehidupan bermasyarakat di Desa Leweungkolot, Kampung Pos Bogor memiliki banyak kegiatan, pertemuan serta kerja sama demi membangun lingkungan masyarakat yang positive dan bersinergi. Walaupun tidak secara mutlak atau tidak dapat dikatakan poin utama bahwasanya pendidikan adalah penentu kehidupan bermasyarakat yang baik tetapi pendidikan memiliki peran atau poin tambahan bahwa pendidikan yang berkualitas yang dihasilkan seorang individu dapat meningkatkan substansi kemasyarakatan. Mulai dari kehidupan berkeluarga, kehidupan bermasyarakat dan kehidupan bekerja, semua sangat penting apabila di dasari dengan fondasi yang baik dalam berpendidikan. Walaupun tidak dapat di ukur secara kuantitatif, pentingnya pendidikan sangat terasa secara naruliah, mengalir apadanya, terkhusus kepada kehidupan bermasyarakat. “Banyak sekali pengataman serta hipotesis mandiri yang dilakukan oleh saya ntuk memahami karakteristik dari pola pola yang dihasilkan dalam setiap individunya. Salah satu contoh mengapa dasar pendidikan sangat diperlukan atau setidaknya dapat berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat adalah Dalam memunculkan ide atau problem solving dalam suatu masalah yang ada ditengah masyarakat presentase yang dihasilkan dari segelintir orang yang memiliki pendidikan tinggi dapat memecahkan suatu masalah dengan aplikasi pemikiran” Suharto (47).
Hal tersebut dapat membantu proses kehidupan bermasyarakat untuk mencapai kebaikan bersama. Disamping itu juga, hasil dari pemikiran tersebut digabungkan atau dikembangkam dengan masyarakat lainnya dapat membawa keputusan tersebut menjadi suatu langkah baik untuk lingkungan setempat. Selain itu peran berpendidikan dalam kehidupan bermasyarakat adalah adanya strata kenaikan grafik di lingkungan setempat, seperti contohnya suatu masyarakat yang memiliki pendidikan lebih tinggi memiliki pekerjaan yang lebih baik, kemudian mereka itulah yang dapat membantu sedikit demi sedikit kondisi ekonomi masyarakat lain yang sekiranya belum beruntung. Hal tersebut pula dapat meningkatkan kesejahteraan setiap masyarakat setempat. Selain itu pendidikan dapat berpengaruh dalam kehidupan kemasyarakat seperti berorganisasi. Hasil analisis yang terjadi bahwa masyarakat yang memiliki pendidikan yang baik cenderung dapat berorganisasi dengan baik sebagai bentuk penggerak dilingkungan sekitar dalam berbagai kegiatan. Salah satu contohnya, acara 17 Agustus, dalam acara tersebut banyak diisi dengan kegiatan lomba yang diselenggarakan oleh para pemuda Karang Taruna yang bernotabene memiliki pengalaman dalam membuat kegiatan disekolah mereka masing-masing. Hal tersebut dapat membawa perubahan disetiap tahunanya membuat acara dilingkungan setempat dapat berkembang dan memiliki inovasi. Selain itu, tingkat keakraban sedikit dipengaruhi oleh capaian pendidikan. Hal tersebut dibuktikan dengan cara berkomunikasi setiap individunya.
OLEH : SISKA AVRIELIA JUAN - 27 MARET 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H