Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Film "A Place Called Silence", Bersiap Disambut Plot Twist di Akhir Cerita!

11 November 2024   07:00 Diperbarui: 12 November 2024   15:30 7228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film A Place Called Silence (2024). (Sumber: Tianjin Maoyan Weiying Culture Media via IMDb)

Film thriller berjudul A Place Called Silence berhasil menduduki puncak tertinggi di box office China pada pemutaran perdananya tanggal 3 Juli 2024. Disutradarai oleh Sam Quah yang sebelumnya melambungkan film Sheep Without a Shepherd di tahun 2019.

Bukan film thriller biasa, film ini mengangkat isu perundungan, pelecehan, dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Memang terdengar kompleks dan perlu kesiapan untuk menonton film ini.

Ramai diperbincangkan di Tiktok, membuat saya tergerak untuk menonton film ini. Film A Place Called Silence sudah dapat dinikmati lewat Netflix dengan bantuan bacaan terjemahan yang memudahkan penonton Indonesia.

Film A Place Called Silence berkisah tentang siswi lugu bernama Chen Yu Tong yang mengalami perundungan di sekolah khusus perempuan. Bukan tanpa sebab, Tong mendapatkan perundungan karena dirinya bisu. Tidak dapat berbicara sejak keci. Selain itu, Ibunya yang bernama Li Han adalah pegawai kebersihan di sekolah putrinya.

Mulanya Tong masuk ke sekolah berkebutuhan khusus. Kondisinya yang tidak bisa berbicara membuat dirinya kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. Termasuk bermain dengan teman sebayanya.

Perlahan, Tong memberanikan diri untuk pindah ke kelas reguler. Berbaur dengan teman sebayanya yang sempurna secara fisik. Tentu atas dorongan Ibunya dan juga bantuan Ibunya sebagai pegawai di sekolah itu.

Tong memiliki teman baik yang duduk di sampingnya selama di kelas. Saat itu, Tong sangat senang sekali karena ada yang mau menerima kondisinya sekaligus berkomunikasi dengannya. Temannya juga sangat baik. Berhati lembut dan suka menolong.

Naas, di hari ulang tahun temannya, Tong menyaksikan secara langsung aksi perundungan yang dilakukan sekelompok siswi kepada temannya itu. Tong yang ingin membantu, dihalangi oleh Ibunya karena takut dan tidak mau anaknya mendapatkan masalah.

Tong tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti permintaan Ibunya. Meski sebenarnya ia sangat marah, kesal, dan ingin menyerang para perundung itu.

Sampai akhirnya, temannya itu terjatuh imbas dari aksi perundungan itu. Ibu dan Tong bisa menjadi saksi, tetapi memilih bungkam dan menutup mata.

Setelah kasus perundungan itu ramai dan menghebohkan seisi kota, Tong menjadi sasaran perundungan oleh sekelompok perundung itu. Banyak saksi yang melihat perundungan itu. Namun tidak ada satu pun yang berani mendekat untuk menolong Tong. Bahkan satpam sekolah saja meminta para murid yang menyaksikan perundungan itu bubar dan tidak mengganggu aksi keji itu.

Permasalahan mulai memuncak ketika para perundung hilang begitu saja. Orangtua para perundung mencari ke sekolah. Sekolah pun tidak mengetahui keberadaan murid-muridnya yang hilang itu.

Tentu Tong dan Ibunya menjadi calon pelaku yang paling memungkinkan. Motifnya jelas. Unsur balas dendam atas perundungan yang selama ini Tong dapatkan.

Kasus demi kasus semakin terkuak. Muncul orang-orang baru yang menambah terduga pelaku. Membuat polisi terus menyelidi kasus ini. Mencari para perundung yang hilang sampai akhirnya Tong juga hilang. Membuat Ibunya begitu khawatir dan berupaya mencari dengan segala cara agar bisa menemukan anaknya sebelum terlambat.

Film A Place Called Silence (2024). (Sumber: Tianjin Maoyan Weiying Culture Media via IMDb)
Film A Place Called Silence (2024). (Sumber: Tianjin Maoyan Weiying Culture Media via IMDb)

Konflik yang kompleks. Menonton film A Place Called Silence harus bersiap dengan segala sesuatu yang terjadi. Penonton disuguhi tonton yang bisa saja mengundang trauma seseorang karena menampilkan adegan kekerasan secara gamlang.

Bukan film thriller jika tidak ada adegan berdarah-darah. Film ini menampilkan adegan sadis yang berdarah-darah. Diiringi dengan aksi perundungan yang bikin ngeri dan gak tega melihatnya.

Belum lagi konflik demi konflik yang muncul secara perlahan. Bikin hati tak tenang dengan mulut ternganga karena tidak menyangka dengan segala yang terjadi yang menimpa tokoh utama.

Menonton film A Place Called Silence seperti menerima sebuah kotak besar yang misterius. Ketika membuka kotak tersebut, di dalamnya ada kotak lagi. Lalu kotak kedua dibuka muncul lagi kotak ketiga. Terus seperti itu sampai akhir cerita. Ada kotak dalam kotak. Ada misteri dalam misteri.

Sembari membuka kotak demi kotak, penonton juga dibuat penasaran dengan pelaku sebenarnya. Di kotak pertama, penonton diarahkan untuk mencurigai si A. Namun di kotak selanjutnya, penonton malah mencurigai si B. Terus seperti itu.

Adegan kekerasan yang ditampilkan tak bisa meredakan rasa penasaran siapa pelaku sebenarnya. Termasuk rasa ingin tahu untuk memecahkan misteri yang ditampilan di setiap kotak. Sampai akhirnya terjawab di akhir cerita yang semakin gila untuk dipikirkan!

Ide cerita yang menarik dan berani. Berani menggabungkan semua penyebab dan aksi kekerasan dalam satu cerita. Mulai dari perundungan di sekolah, kekerasan di keluarga, sampai kasus pelecehan seksual. Semua aksi kriminal itu dilakukan oleh berbagai pelaku. Membuat seseorang tumbuh menjadi pribadi yang diam-diam menghanyutkan.

Klimaks dari film ini memang terdapat di akhir cerita. Alur maju mundur yang akhirnya dipahami di menit-menit akhir. Misteri dari kotak yang satu dengan kotak lainnya akhirnya terungkap. 

Keterkaitan misteri yang satu dengan yang lain. Kerennya, bukan puncak cerita yang biasa. Namun penonton akan disuguhkan adegan gong yang bikin mata terbelalak di akhir cerita!

Film A Place Called Silence (2024). (Sumber: screendaily.com)
Film A Place Called Silence (2024). (Sumber: screendaily.com)
Kualitas akting dari tokoh utama perlu diberi pujian. Akting Ibu dan anak yang dibawakan Janine Chang dan Wang Shengdi begitu sampai ke hati penonton. Rasa sayang seorang Ibu yang membesarkan putri bisunya seorang diri dengan sekala tekanan kehidupan yang ia derita. Lalu juga Tong yang diperankan oleh Wang Shengdi berhasil menghanyutkan tanpa perlu mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya.

Kekurangan akan selalu ada. Mengingat banyak film thriller lainnya yang mendapatkan nilai lebih dibandingkan film ini. Namun, film A Place Called Silence tetap memikat untuk ditonton. 

Khususnya bagi penonton pecinta film thriller sejati. Sayang sekali jika dilewatkan begitu saja karena di akhir cerita akan ada plot twist yang nyaris membuat bingung seharian usai menonton film ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun