Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Serial "Menduda", Tentang Sulitnya Co-Parenting Setelah Berpisah

8 November 2024   07:00 Diperbarui: 10 November 2024   10:51 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serial Menduda (2024). (Sumber: Vidio)

Ada banyak yang harus dihadapi. Mulai dari pergi ke acara seorang diri, rindu kepada anak tetapi tak bisa bebas bertemu dengan anak sendiri, sampai tidak tahu tujuan hidup. Hidup yang biasanya untuk anak dan istri, seolah tidak tahu lagi arahnya ke mana. Rumah berantakan, pekerjaan ikut semrawut, sampai berimbas pada hubungan pertemanan.

Dalam menghadapi perceraian, perlu kedewasaan untuk bisa mencerminkan sikap. Ketika lingkungan terlihat memihak mantan pasangan, seolah diri sendiri disalahkan dan selalu dianggap salah. Rasa seperti ini yang justru mengacaukan semuanya. Sudah terkena masalah, masalah baru pun bermunculan.

Nyatanya, stigma masyarakat tentang laki-laki yang menduda jauh lebih mudah dalam menjalani hari adalah pikiran yang salah besar. Tidak ada tujuan membuat laki-laki tidak memiliki semangat lagi untuk bekerja. Termasuk saat mencoba untuk membuka hati untuk orang baru. Meski segala cara sudah dilakukan, tetap saja orang lama adalah pemenangnya. Apalagi sudah ada anak yang mengikat dengan pasangannya yang terdahulu.

Ketika hendak pendekatan dengan orang baru, harus berbarengan dengan jadwal mengantarkan anak. Ingin membatalkan janji, tapi tidak enak dan tidak mau kehilangan kesempatan. Tidak bisa juga mengorbankan anak.

Serial Menduda (2024). (Sumber: Vidio)
Serial Menduda (2024). (Sumber: Vidio)

Serial ini juga menggambarkan pola asuh co-parenting yang coba dibangun oleh tokoh utama. Dimas dan Desi berusaha tetap kooperatif, menjaga komunikasi, dan terlihat akur demi kebaikan Ella. Namun teori tentang co-parenting tidak mudah dipraktekkan. Terlebih malah membuat sang anak kebingungan dengan keadaan yang ada. Bingung mencerna situasi, termasuk bingung dalam bersikap. 

Hidup memang harus terus berjalan. Kurang lebih seperti itu prinsip yang ingin ditanam oleh seseorang yang pernah gagal dalam hubungan. Siap atau tidak, sang mantan harus menerima bahwa hubungan sudah kandas, maka akan ada orang baru yang menggantikan posisinya.

Mudah bagi Gading Marten untuk bisa memerankan sosok Dimas yang menduda dan memiliki putri kecil yang sedang ABG. Seperti kisahnya. Bahkan banyak netizen yang beranggapan bahwa serial ini adalah cerita nyata yang dialami oleh Gading atau mungkin ketika Gempi akan beranjak ABG.

Gading pun menyadari bahwa kisah Dimas dalam serial Menduda memang memiliki kesamaan dengan kisahnya. Ia berkata hampir mirip 70% dengan apa yang ia alami. 

Serial Menduda (2024). (Sumber: Vidio)
Serial Menduda (2024). (Sumber: Vidio)

Serial Menduda juga menjadi ajang reuni antara Bapak dan Anak. Gading Marten dan Roy Marten dipasangkan menjadi anak dan bapak seperti di dunia nyata. Keduanya menunjukkan chemistry yang pas dan patut diacungi jempol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun