Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dear Fans Halu, Hati-Hati Terjebak Dampak Hubungan Parasosial

4 September 2024   13:00 Diperbarui: 4 September 2024   13:02 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi para penggemar menonton konser idola.(Sumber: FREEPIK/RAWPIXEL.COM via kompas.com) 

Mengidolakan seseorang adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan oleh seseorang. Apalagi dengan adanya kemudahan berinteraksi dengan siapa saja lewat kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi, membuat seseorang lebih dekat dengan idolanya. Mengetahui aktivitasnya sehari-hari, sampai turut memberikan pesan kepada sang idola.

Ada banyak alasan seseorang mengidolakan publik figure. Mungkin karena parasnya yang tampan atau cantik. Bisa juga karena suaranya yang bagus, kelincahannya saat menari, dan sederet prestasi lainnya yang dimiliki sang idola. Ada juga yang mengidolakan seseorang karena menyukai karakter atau citra yang selama ini nampak di hadapan publik. Terlihat baik hati, dermawan, agamis, pemberani, dan sederet karakter baik lainnya yang disukai banyak orang.

Tidak hanya publik figure, adapula yang mengidolakan tokoh fiksi. Seperti karakter animasi dalam sebuah film atau games. Tokoh fiksi pada sebuah novel yang dibaca. Alasan mengidolakannya juga beragam. Bisa saja karena animasinya lucu atau karena karakter tokoh fiksi yang menarik.

Memang mengidolakan seseorang atau sesuatu adalah hal yang lumrah dan wajar terjadi. Namun itu semua harus tetap pada batasan yang wajar. Tidak sampai terlalu fanatik sampai ikut campur pada kehidupan pribadi sang idola. Menelan mentah-mentah apa yang diserukan oleh sang idola tanpa memberikan filter terlebih dahulu. Sampai yang paling parah adalah memiliki imajinasi berlebihan tentang sang idola.

Fans halu, sebutan untuk fans fanatik yang sampai memiliki halusinasi berlebihan dengan idolanya. Misalnya berharap mendapatkan perhatian sang idola, sampai memiliki hubungan spesial dengan idolanya.

Bermimpi memang gratis sehingga siapa saja boleh melakukannya, tetapi jangan sampai berlebihan dan merugikan orang lain. Misalnya memiliki harapan dapat menjalin hubungan dengan sang idola. Namun ketika sang idola menjalin hubungan dengan pasangannya, fans halu tak terima sampai memberikan kata-kata kasar kepada pasangan sang idola.

Keberadaan fans halu ini memang didukung oleh kemudahan berinteraksi dengan idola lewat media sosial. Apalagi kini di berbagai media sosial, idola dapat menyapa fansnya langsung lewat fitur live streaming. Ditambah lagi media sosial Instagram bahkan WhatsApp membuat idola mudah menyapa fansnya secara lebih private lewat fitur channel atau saluran yang mereka buat.

Ilustrasi live publik figure di mesia sosial. (DOK. Instagram Tanoto Foundation via kompas.com) 
Ilustrasi live publik figure di mesia sosial. (DOK. Instagram Tanoto Foundation via kompas.com) 

Keadaan ini membuat penggemar terasa lebih personal mengenali idolanya. Memungkinkan penggemar menjadi fans halu yang mengarah pada parasocial relationship atau hubungan parasosial.

Parasocial relationship adalah istilah yang menggambarkan hubungan satu sisi antara penggemar dengan idolanya. Tidak hanya dikhususkan mengidolakan publik figure saja, tetapi bisa juga mengdiolakan karakter tidak nyata. Seperti karakter animasi pada film atau game, dan tokoh fiksi pada sebuah cerita seperti pada novel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun