Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Kabut Berduri", Angkat Isu Sosial di Wilayah Perbatasan

6 Agustus 2024   17:04 Diperbarui: 6 Agustus 2024   17:04 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Kabut Beduri (2024). (Sumber: Netflix)

Tak dapat dipungkiri bahwa film memberikan pengaruh dalam membentuk pola pikir masyarakat. Tidak hanya sekadar memberikan hiburan semta, tetapi banyak pegiat film di seluruh dunia yang menjadikan film sebagai media untuk menyampatkan pesan penting kepada masyarakat. 

Salah satunya adalah dengan mengangkat tema isu sosial yang terjadi di masyarakat. Jika pemberian informasi disampaikan lewat berita ataupun media buku, banyak orang yang tidak melek secara literasi. Adapula informasi-informasi yang begitu sulit untuk disampaikan kepada publik lewat media-media yang ada. Entah apa alasannya, selalu saja ada penghalang atau penghambat suatu info penting yang seharusnya diketahui oleh publik.

Untuk itu, film banyak digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi penting kepada publik. Terlihat lebih nyata karena didukung dengan visual. Banyak film dengan tema isu-isu sosial dan lingkungan yang sulit ditembus oleh media-media yang ada. Tujuannya tentu untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang betapa besarnya dampat dari isu-istu tersebut.

Salah satunya adalah tentang isu-isu yang beredar pada daerah perbatasan. Jarang ada media yang secara khusus membahas tentang isu ini. Hanya segelintir media lokal yang menaruh perhatian lebih pada peranan para aktivis di perbatasan.

Film Kabut Berduri mengangkat isu-isu sosial di wilayah perbatasan. Sebuah isu yang jarang diperbincangkan dan jarang mendapatkan sorotan. Dari tema yang diangkat, sudah dapat dipastikan bahwa film Kabut Berduri akan memberikan kesan otentik dengan penggambaran pemandangan keindangan di perbatasan Indonesia.

Disutradari oleh sutradara ternama, yaitu Edwin. Tidak hanya menjadi sutradara, kali ini Edwin kembali menjadi penulis naskah pada filmnya bersama Ifan Ismail. Sebelumnya ia dan Ifan Ismail menjadi penulis naskah untuk film Habibie & Ainun, dan film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta. 

Edwin juga menjadi sutradara yang memiliki prestasi cemerlang. Tebukti dari kemenangannya dalam memboyong empat piala FFI (Festival Film Indonesia). Mulai dari film Kara, Anak Sebatang Pohon, Posesif, dan film yang paling saya suka berjudul Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas.

Tahun 2017, Edwin mempercayakan Putri Marino sebagai pemeran utama dalam filmnya yang berjudul Posesif. Sebuah keberanian karena menggaet akrtis pendatang baru yang melakukan debut pertamanya pada film Posesif. Alhasil memang tidak mengecewakan. Putri Marino menunjukkan kualitasnya berakting meski masih anak bawang dalam dunia film. 

Edwin kembali mempercayakan Putri Marino pada film terbarunya yang berjudul Kabut Berduri. Tidak lagi tentang anak SMA yang terjebak pada hubungan toxic. Kini Putri Marino memerankan karakter detektif atau polisi wanita yang diberi kepercayaan oleh pusat untuk menyelidiki kasus pembunuhan berantai di sebuah perbatasan.

Tidak hanya Putri Marino, sederet aktor ternama juga turut membintangan film Kabut Berduri. Mulai dari Yoga Pratama, Lukman Sardi, Siti Fauziah, Kiki Narendra, Yudi Ahmad Tajudin, Yusuf Mahardika, Iedil Dzuhrie Alaudin, dan Sita Nursanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun