Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Anak Kecanduan Game Online? Hati-Hati Terkena Gaming Disorder!

21 Juni 2024   19:33 Diperbarui: 22 Juni 2024   00:46 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bermain game online di smartphone (Dok. Shutterstock/Dean Drobot via kompas.com) 

Ramai di media sosial terkait pemberitaan seorang anak SMP yang meninggal dunia akibat kecanduan game online. Meski belum bisa dipastikan kebenaran terkait penyebab kematiannya, tetap saja menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan kewaspadaan kepada buah hati. Khususnya buah hati yang sudah mengenal permainan online.

Di zaman serba digital ini, memang sulit untuk tidak membiarkan anak berkenalan dengan kecanggihan teknologi informasi. Sekalipun orangtua bersikap tegas dengan memberikan larangan, tetap saja akan ada fase di mana anak di luar pengawasan orangtuanya. Misalnya saja saat di sekolah. Pada saat jam istirahat. Meski anak tidak mengenal game online, ia akan melihat lingkungan sekitarnya yang mayoritas sudah membawa gadget.

Larangan bermain ponsel juga tidak sesuai dengan cara belajar di sekolah. Mayoritas skema pendidikan saat ini adalah menggunakan teknologi. Di mana anak diberi posri untuk mencari jawaban pada internet. Rasanya tidak relevan lagi membatasi anak bermain ponsel padahal di sekolah pun melibatkan penggunaan ponsel.

Mungkin memang menjadi dilema bagi sebagian orangtua. Di satu sisi, orangtua ingin sang anak mengikuti perkembangan zaman. Melek pada teknologi mengingat zaman sekarang apapun sudah menggunakan kecanggihan teknologi. Namun di satu sisi, orangtua juga khawatir akan berbagai dampak buruk yang dihasilkan dari bermain gadget. Apalagi sampai mengakses situs-situs atau aplikasi yang tidak sesuai dengan umur sang anak.

Sebenarnya, orangtua tetap dapat mengawasi ponsel sang anak. Dengan menautkan email anak dengan email orangtua. Sehingga anak akan selalu meminta izin akses apabila akan mengunduh sesuatu di ponselnya.

Orangtua juga dapat mengontrol jam bermain anak. Misalnya hanya dipakai untuk keperluan sekolah saja. Atau saat hari libur dengan batasan waktu yang disepakati bersama.

Rasa-rasanya, anak zaman kini semakin canggih akalnya. Orangtua sering kecolongan dalam memberikan pengawasan. Alhasil, anak menjadi sulit dikontrol dalam apapun. Termasuk dalam memainkan ponselnya.

Mendidik anak zaman sekarang dan zaman dahulu sangatlah berbeda. Tidak boleh disamakan cara asuh dan pola didikannya. Anak zaman dulu, gemar bermain di luar rumah. Berkumpul dengan teman-temannya. Bermain sepeda bersama atau permainan tradisional khas Indonesia. Namun kini, anak sudah berkenalan dengan teknologi. 

Di mana sejak bayi pun, anak sudah diajak untuk selfie bersama menatap layar ponsel orangtuanya. Bisa terlihat bahwa sejak bayi, anak sudah dikenalkan dengan ponsel pintar.

Hal tersebut berdampak pada tumbuh kembang anak. Anak yang sedang pada fase tantrum, kebanyakan diberi tontonan YouTube lewat ponsel agar berhenti menangis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun