Bulan suci Ramadan dirayakan oleh seluruh umat Islam dengan menjalankan ibadah wajib puasa Ramadan. Tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus saja. Tetapi juga harus menahan hawa nafsu.
Di bulan Ramadan, berbagai pedagang dadakan hadir dan terlihat sangat menggiurkan. Berbagai takjil dijaul di pasar kaget yang hanya ada di bulan Ramadan saja.
Melihat makanan dan minuman yang dijajakan pedagang, terkadang membuat orang yang sedang berpuasa kehilangan kontrolnya. Membeli berbagai macam jenis takjil untuk disantap pada saat berbuka puasa.
Selama dihabiskan tanpa ada satupun yang tersisa, sebenarnya tidak menjadi masalah. Namun sering kali, orang yang sedang berpuasa hanya lapar mata saja melihat berbagai jajanan yang terlihat menggoda.
Belum lagi berbagai diskon gede-gedean yang ditawarkan mall-mall besar, toko-toko baju, dan toko online yang ada di e-commerce. Sering kali, kita berdalih "Kapan lagi dapat harga diskon?". Seolah bersembunyi akan alasan tidak mau menyesal memanfaatkan momentum berharga mendapatkan harga diskon.
Lagi-lagi sebenarnya tidak ada yang salah dengan berburu diskon gede-gedean. Memang realitanya, sangat jarang mendapatkan harga diskon untuk merek tertentu. Terutama pada barang atau sesuatu yang sudah lama diincar dan terus diidam-idamkan.
Nafsu untuk membeli barang-barang diskon sulit untuk dikendalikan. Sekalipun saat menjalankan ibadah puasa Ramadan yang seharusnya menahan hawa nafsu. Alhasil, banyak barang-barang yang dibeli, tetapi hanya memenuhi isi lemari saja. Tidak digunakan sesuai dengan kegunaannya. Hanya berakhir sebagai pajangan saja.
Godaan yang mencoba meruntuhkan hawa nafsu saat bulan suci Ramadan, ditambah juga dengan berbagai ajakan buka bersama di luar yang biasanya menghabiskan pengeluaran yang melebihi biasanya. Tidak hanya ajakan buka bersama dengan keluarga besar, tetapi dari teman SD sampai Kuliah, turut mengajak untuk buka bersama.
Ada rasa enggan untuk menolak. Mengingat reunian memang paling tepat dikemas dalam bentuk acara buka bersama. Namun yang jadi permasalahan adalah dana yang dikeluarkan untuk buka bersama di luar selalu melebihi dana biasanya jika berbuka puasa di rumah saja. Apalagi undangan buka bersama lebih dari satu ajakan. Apa gak bangkrut kalau semua ajakan buka bersama diberi anggkukan kepala sebagai tanda persetujuan untuk datang?