Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menapak Jejak Benteng Pertahanan Belanda di Tahura Gunung Kunci

2 Desember 2023   15:06 Diperbarui: 3 Desember 2023   00:02 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu Masuk ke Benteng Pertahanan Belanda di Tahura Gunung Kunci, Sumedang. (Sumber: sumedangkab.go.id)

Terlahir dan dibesarkan di kabupaten kecil mungkin terlihat tidak menarik. Hiruk pikuk yang hanya terpusat pada satu daerah saja, membuat sering bertemu dengan orang yang di kenal. Entah mungkin karena memang tidak ada tempat hangout yang lain, atau memang kota ini terlalu kecil.

Bagi kebanyakan orang, Kabupaten Sumedang tidak memiliki cerita apa-apa. Sebatas hanya kabupaten kecil yang bertetangga dengan Bandung. Orang-orang yang tinggal di perbatasan Bandung, lebih sering menyebut dirinya orang Bandung. Padahal, kalau dilihat secara geografis, rumah mereka termasuk dari bagian Sumedang.

Mungkin orang luar tidak tahu bahwa banyak sejarah yang melekat di kota kecil ini. Sumedang penuh dengan cerita sejarah yang melekat. Dari zaman kerajaan Sumedang Larang, sampai sejarah penjajahan Belanda dan Jepang.

Salah satu situs peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh di tengah kota adalah Tahura Gunung Kunci. Sewaktu kecil, mungkin sekitar tahun 2000-an, tempat ini tidak senyaman saat ini. Mungkin baru beberapa tahun terakhir Tahura Gunung Kunci kembali dibenahi dan menarik banyak wisatawan lokal maupun dari luar wilayah Sumedang.

Saat saya duduk di bangku SMP, rumornya tempat ini sering dijadikan tempat muda-mudi kasmaran. Rumor yang sempat beredar itu membuat Tahura Gunung Kunci tidak terkontrol dengan baik. Wisatawan lokal juga semakin kehilangan minatnya.

Meski begitu, agenda kepramukaan masih sering di laksanakan di sana. Salah satunya saat saya SMP, saya dan teman-teman pramuka SMPN 1 Sumedang mengadakan latihan gabungan pramuka untuk adik-adik Sekolah Dasar yang dilaksanakan di Tahura Gunung Kunci.

Namun saat ini, Tahura Gunung Kunci sudah sangat layak menjadi wisata yang mengasyikkan. Setiap hari libur, wisatawan dari luar kota mulai berdatangan. Malah terlihat di tempat parkir, beberapa bus rombongan memenuhi area parkir.

Sudut Bangunan Benteng Pertahanan Belanda di Tahura Gunung Kunci, Sumedang. (Sumber: sumedangtandang.com)
Sudut Bangunan Benteng Pertahanan Belanda di Tahura Gunung Kunci, Sumedang. (Sumber: sumedangtandang.com)

Gunung Kunci menjadi Taman Hutan Raya sejak 10 Agustus 2004. Tahura yang terletak di Kecamatan Sumedang Selatan ini, dikelola oleh Dinas Kehutanan atau UPTD Unit Pelaksana Teknis Daerah dan Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Khusus Gua.

Jika kita mencari informasi terkait Gunung Kunci melalui YouTube, maka yang akan muncul adalah cerita mistis. Mungkin yang paling pertama adalah video dari Jurnal Risa. Teh Risa dan saudara-saudaranya sering mengunjungi dan membuat video ke tempat-tempat angker. Salah satunya yang pernah mereka kunjungi adalah Tahura Gunung Kunci.

Acara televisi yang mengangkat misteri atau hal-hal gaib, pernah meliput dan melakukan proses syuting di Tahura Gunung Kunci. Mulai dari acara Masih Dunia Lain, Mister Tukul, sampai Uji Nyali.

Rumor mistis Tahura Gunung Kunci berawal dari benteng atau gua peninggalan kolonial Belanda yang terletak tepat di puncak gunung. Meski disebut dengan istilah gunung, sebenarnya Tahura ini lebih cocok jika disebut dengan istilah bukit. Jangan membayangkan bahwa Tahura ini mempunyai ketinggian yang layak disebut gunung, karena Gunung Kunci hanya dalam ketinggian 485-665 mdpl.

Bukit ini seluas 3,67 hektar. Terletak di tengah kota, berdekatan dengan Alun-Alun Sumedang. Mungkin hanya sekitar 250 meter sebelah barat Alun-Alun Sumedang.

Terdapat benteng pertahanan kolonial Belanda, dengan luas benteng berkisar 2.600 m. Benteng sengaja dibuat melingkar di dataran tinggi dan di pusat kota. Alasannya adalah untuk memudahkan pengintaian ataupun mengetahui lebih awal jika terjadi serangan.

Benteng tersebut dikamuflase sebagai bukit dengan menimbunkan tanah ke bagian atas bangunan yang terletak di tengah agar menyerupai bukit. Sehingga dari kejauhan, tidak terlihat seperti benteng pertahanan, tetapi hanya sebuah bukit biasa saja.

Mendukung proses pengintaian tentu didukung dengan meriam-meriam yang dipasang melingkar mengikuti desain benteng. Meriam itu tertuju pada pusat kota dan tempat-tempat penting lainnya. Dalam satu serangan meriam saja, sudah bisa memporak-porandakan Sumedang dan seisinya.

Benteng pertahanan Belanda dibuat pada masa Gubernur Jenderal Van Limburg Stirum pada tahun 1914-1917. Diresmikan pada tahun 1918. Saat itu, Sumedang sedang dipimpin oleh Bupati Pangeran Aria Soeriatmadja atau yang lebih dikenal dengan Pangeran Mekah. Pangeran Mekah menjadi Bupati Sumedang sejak tahun 1883 sampai 1919.

Gerbang Masuk Menuju Tahura Gunung Kunci, Sumedang. (Sumber: sumedangkab.go.id)
Gerbang Masuk Menuju Tahura Gunung Kunci, Sumedang. (Sumber: sumedangkab.go.id)

Di gerbang masuk dan di bagian pintu benteng, terdapat lambang kunci. Dari lambang itulah yang membuat benteng ini disebut Gunung Kunci.

Benteng terdiri dari 3 lantai. Setiap lantai dan ruangan memiliki fungsinya yang berbeda. Lantai pertama adalah ruangan untuk prajurit. Lantai kedua adalah ruangan untuk perwira. Sedangkan lantai paling atas dijadikan benteng pertahanan sekaligus ruang tahanan.

Beberapa ruangan di dalam benteng terdapat meja, tempat duduk, dan tempat tidur yang semuanya terbuat dari beton. Terdapat pula sumur yang konon katanya menjadi tempat paling seram.

Jika kita berkunjung ke bagian atas benteng, maka terdapat bangunan yang hanya tersisa puing-puing dalam ukuran besar. Konon katanya hal itu sengaja dibom oleh penjajah Belanda agar tidak meninggalkan jejak. Namun ada pula rumor yang mengatakan bahwa hal tersebut sengaja dibom oleh penjajah Jepang.

Sampai saat ini, pengunjung dapat memasuki benteng atau gua tersebut. Benteng masih berdiri kokoh dan sejak saya kecil, tidak ada perubahan yang drastis dari kekokohan benteng tersebut.

Jika pengunjung ingin memasuki ke dalam gua atau benteng tersebut, pastikan untuk membawa senter atau bisa menggunakan penerangan dari ponsel. Kondisi di dalam benteng sangat gelap sekali. Tidak ada penerangan sama sekali ataupun cahaya yang masuk dari luar. Perhatikan langkah kalian karena dikhawatirkan menginjak binatang.

Pengalaman saya yang sudah beberapa kali memasuki gua atau benteng itu, tidak ada hal-hal yang ganjal ataupun binatang yang menyeramkan. Sesekali memang terdapat kelelawar yang menggelantung. Selebihnya hanya laba-laba dan binatang biasa lainnya yang tidak mengganggu pengunjung. Pengunjung bisa melihat-lihat seisi benteng, mulai dari lantai satu sampai lantai paling atas dengan aman.

Jalan Menuju Benteng Pertahanan Belanda di Tahura Gunung Kunci, Sumedang. (Sumber: sumedangkab.go.id)
Jalan Menuju Benteng Pertahanan Belanda di Tahura Gunung Kunci, Sumedang. (Sumber: sumedangkab.go.id)

Hanya dengan tiket seharga 3.000 rupiah saja, pengunjung sudah dapat menikmati wisata sejarah yang menyejukkan mata. Terdapat pula fasilitas toilet, area parkit yang luas, dan gazebo atau saung untuk bersantai. Tidak hanya benteng pertahanan  Belanda saja, terdapat juga area playground untuk anak-anak bermain dan panggung terbuka yang bisa dijadikan tempat pertunjukan seni. Tidak perlu takut kelaparan, karena ada warung-warung kecil di sekitar area Tahura Gunung Kunci.

Meskipun terletak di tengah kota, udara di Tahura Gunung Kunci sangat sejuk karena terletak di bukit dan dikelilingi dengan hutan pinus. Alam yang indah membuat banyak sekali spot foto yang bagus. Pencahayaan untuk memotret tentu sangat bagus karena banyak ruang masuk untuk cahaya matahari. Selain spot foto, jogging track juga sangat oke untuk pengunjung. Meski jalanan berbukit-bukit, tetapi jalan setapaknya sudah sangat bagus dan bisa dijadikan sebagai jogging track.

Jika ingin berkunjung ke sini, kamu tidak perlu bingung karena letaknya sangat strategis. Berada di jalan besar yang dapat dilintasi roda dua ataupun roda empat. Bahkan, pengunjung bisa menaiki angkutan umur nomor 03 yang melintasi tepat di gerbang masuk.

Jadi, tunggu apa lagi? Tahura Gunung Kunci adalah wisata murah meriah sekaligus menambah pengetahuan tentang sejarah Indonesia. Kamu bisa berkunjung ke Tahura Gunung Kunci mulai pukul delapan pagi sampai jam lima sore.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun