Kabar baik bagi penonton setia genre horor atas rilisnya film Panggonan Wingit yang digarap oleh rumah produksi Hitmaker Studios. Film ini sudah bisa dinikmati di seluruh bioskop Indonesia sejak 30 November 2023.
Bukan kali pertama bagi Guntur Soeharjanto menjadi sutradara film. Namanya sudah tidak asing lagi dalam industri ini.Â
Guntur terlibat dalam puluhan judul film dengan genre yang beragam. Misalnya genre romance religi, Guntur menjadi sutradara dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa (2013), Assalamualaikum Beijing (2014), 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2 (2014), 99 Cahaya di Langit Eropa The Final Edition (2014), Jilbab Traveler (2016), dan Ayat-Ayat Cinta 2 (2017).Â
Selain itu,Guntur juga pernah menjadi sutradara untuk film yang diambil dari adaptasi novel. Mulai dari film Ranah 3 warna (2022) dan Argantara (2022).
Nampaknya Guntur masih ingin menjelajah seluruh genre film atau mungkin memang ingin memberikan karya terbaiknya untuk seluruh penonton dengan segmentasi genre yang berbeda-beda.Â
Film Panggonan Wingit bukanlah film pertama Guntur untuk genre horor. Sebelumnya, Guntur sukses menjadi sutradara dalam film Makmum 2 (2021) dan Suzzanna Malam Jumat Kliwon (2023).
Melihat deretan pengalaman Guntur dalam dunia film, membuat penonton pecinta film horor menyimpan harapan besar untuk film terbarunya ini. Guntur harus mampu menjawab bahkan menggapai ekspektasi dari para penonton setianya.
Tak mau asal memilih pemain, Guntur memilih Luna Maya menjadi peran utama. Keberhasilannya menjadi peran Suzzanna di film sebelumnya, membuat Luna Maya semakin nyaman berperan dalam film horor.
Tak hanya Luna Maya yang terlibat, aktor Christian Sugiono kembali hadir di layar bioskop. Sebelumnya, suami dari  Titi Kamal ini sudah lama vakum dalam dunia akting. Hampir 3 tahun penonton setianya tidak bisa melihat aktingnya. Kini, Christian comeback untuk menjawab kerinduan penonton setianya.
Bukan kali pertama bagi Luna Maya dan Christian Sugiono terlibat dalam judul film yang sama. Sebelumnya, keduanya pernah bertemu dalam projek film yang sama, yaitu film Sabrina (2018) dan Rumah Kentang (2019). Tidak perlu waktu lama untuk mendapatkan chemistry kedua aktor papan atas ini. Mereka tampil klop dengan porsi akting yang pas.
Film Panggonan Wingit berkisah tentang kakak beradik yang memutuskan pindah dari Jakarta ke Semarang. Raina adalah sang kakak yang diperankan oleh Luna Maya. Sedangkan adiknya bernama Fey yang diperankan oleh Bianca Hello.
Kepindahan kakak beradik ini disebabkan oleh keputusan mereka untuk mengelola hotel warisan dari mendiang sang ayah. Namun, kepindahan mereka malah membawa petaka. Meski mereka mengelola hotel warisan almarhum ayahnya, tetap saja ada larangan yang harus mereka patuhi. Petuah dari Nenek Suktini adalah tidak ada satu orang pun yang boleh masuk ke lantai tiga.
Suatu hari, Raina mendengar suara tangisan yang berasal dari lantai tiga. Meski sudah mendapatkan petuah dari Nenek Suktini, rasa penasaran Raina lebih besar dibandingkan ketakutannya. Ia secara perlahan mencari sumber suara tangisan itu berasal. Ternyata, suara tangisan itu berasal dari salah satu kamar di lantai tiga yang tidak ada nomor kamarnya.
Rasa penasaran Raina menggiringnya untuk masuk ke kamar tanpa nomor itu. Raina melihat sosok perempuan berwarna putih. Perempuan itu berkata dalam bahasa jawa, "Telung dino, tengah wengi." Jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah "Tiga hari, tengah malam."
Konon katanya, siapapun yang bertemu dengan hantu perempuan putih itu dan mendengarnya berkata "Telung dino, tengah wengi", maka akan mendapatkan kutukan. Kutukannya adalah dalam hitungan hari akan mati dikuliti saat tengah malam.
Raina berusaha untuk lepas dari jeratan kutukan itu. Beruntungnya ia mendapatkan bantuan dari Ardo yang diperankan oleh Christian Sugiono. Ardo tak lain adalah mantan pacar Raina sekaligus berprofesi sebagai wartawan yang saat itu sedang menyelidiki kasus pembunuhan di hotel itu. Mereka berusaha keras untuk keluar dari kutukan itu. Mengingat tak banyak waktu yang mereka punya untuk bisa lepas dari kutukan itu.
Selain hadirnya kembali Christian Sugiono dalam layar lebar, isu bahwa film ini adalah kisah nyata menjadi daya tarik tersendiri. Berbagai argumen disampaikan netizen lewat media sosialnya. Khususnya warga Semarang yang mencoba mencari hotel mana yang sebenarnya di maksud dalam film ini.
Dua nama hotel di Semarang menjadi sorotan publik bahkan media. Mulai dari hotel Siranda, sampai hotel Skygarden.
Dilansir dalam Jatim Network via suaramerdeka.com, hotel Siranda menjadi inspirasi film Panggonan Wingit. Menurut penuturan masyarakat, hotel tersebut dibangun pada tahun 1979. Kini sudah tidak beroperasi lagi, bahkan sudah lama tutup. Tepatnya sejak tahun 1990-an. Konon katanya banyak isu terkait dengan pembunuhan di dalam hotel itu.
Penguatan latar film ini semakin diyakinkan oleh penuturan Guntur yang dikutip dalam suaramerdeka.com. Guntur menyebutkan bahwa film ini memang terinspirasi dari pengalaman pribadinya pada saat menginap di salah satu hotel di Semarang beberapa tahun yang lalu.
Katanya, ia mendengar suara tangisan dari lantai tiga. Meski sudah ia datangi sumber suara tangisan itu, ia tetap tidak menemukan apa-apa. Sampai akhirnya ia tahu bahwa ternyata lantai tersebut adalah lantai terlarang. Konon katanya terdapat kisah tragis. Di mana ada seorang tamu yang meninggalkan secara mengenaskan setelah tiga hari sebelumnya membuka pintu kamar tanpa nomor di lantai tiga.
Meski terinspirasi dari kisah tersebut, bukan serta merta film Panggonan Wingit full kisah nyata secara keseluruhan. Beberapa elemen dalam film ini memang ada yang diambil dari fakta, tetapi ada pula yang ditambahkan. Seperti nama hotel, nama tokoh, dan sejarah hotel hanyalah fiksi semata. Bahkan, hantu perempuan putih bukanlah sosok asli yang sebenarnya.
Guntur pintar dalam mencari peluang ataupun mendapatkan simpati banyak penonton. Tempat-tempat angker selalu menjadi bahan pembicaraan dari mulut ke mulut. Mengangkat isu hotel angker, apalagi dengan tambahan diangkat dari kisah nyata, tentu mendapatkan rasa penasaran penonton. Terbukti dari berbagai argumen dari netizen di media sosial terkait hotel yang sebenarnya di maksud oleh film Panggonan Wingit.
Secara keseluruhan, film ini berhasil membangun nuansa misteri yang seram. Terbukti dari dukungan sinematografi yang mumpuni. Backsound yang menjadi pelengkap dalam setiap film horor pun turut mendukung semakin takutnya menonton film ini. Tak tanggung-tanggung, konflik yang disajikan begitu cepat.
Mungkin bagi penonton yang tidak terlalu suka tontonan yang bikin ngeri, lebih baik memilih tontonan genre lain saja. Film Panggonan Wingit menampilkan hantu yang cukup sadis dalam mengeksekusi mangsanya. Penonton akan dibuat ngilu bahkan sampai meringis. Namun tenang saja. Dalam durasi 110 menit, tidak secara keseluruhan menampakkan adegan yang brutal. So far, film horor ini masih bisa dinikmati dengan nyaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H