Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Film "Panggonan Wingit", Kisah Nyata Hotel Angker di Semarang

1 Desember 2023   13:01 Diperbarui: 1 Desember 2023   14:05 4405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan kali pertama bagi Luna Maya dan Christian Sugiono terlibat dalam judul film yang sama. Sebelumnya, keduanya pernah bertemu dalam projek film yang sama, yaitu film Sabrina (2018) dan Rumah Kentang (2019). Tidak perlu waktu lama untuk mendapatkan chemistry kedua aktor papan atas ini. Mereka tampil klop dengan porsi akting yang pas.

Film Panggonan Wingit berkisah tentang kakak beradik yang memutuskan pindah dari Jakarta ke Semarang. Raina adalah sang kakak yang diperankan oleh Luna Maya. Sedangkan adiknya bernama Fey yang diperankan oleh Bianca Hello.

Kepindahan kakak beradik ini disebabkan oleh keputusan mereka untuk mengelola hotel warisan dari mendiang sang ayah. Namun, kepindahan mereka malah membawa petaka. Meski mereka mengelola hotel warisan almarhum ayahnya, tetap saja ada larangan yang harus mereka patuhi. Petuah dari Nenek Suktini adalah tidak ada satu orang pun yang boleh masuk ke lantai tiga.

Jumpa pers film Panggonan Wingit di daerah Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/2023).(Sumber: Kompas.com/Cynthia Lova) 
Jumpa pers film Panggonan Wingit di daerah Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/2023).(Sumber: Kompas.com/Cynthia Lova) 

Suatu hari, Raina mendengar suara tangisan yang berasal dari lantai tiga. Meski sudah mendapatkan petuah dari Nenek Suktini, rasa penasaran Raina lebih besar dibandingkan ketakutannya. Ia secara perlahan mencari sumber suara tangisan itu berasal. Ternyata, suara tangisan itu berasal dari salah satu kamar di lantai tiga yang tidak ada nomor kamarnya.

Rasa penasaran Raina menggiringnya untuk masuk ke kamar tanpa nomor itu. Raina melihat sosok perempuan berwarna putih. Perempuan itu berkata dalam bahasa jawa, "Telung dino, tengah wengi." Jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah "Tiga hari, tengah malam."

Konon katanya, siapapun yang bertemu dengan hantu perempuan putih itu dan mendengarnya berkata "Telung dino, tengah wengi", maka akan mendapatkan kutukan. Kutukannya adalah dalam hitungan hari akan mati dikuliti saat tengah malam.

Raina berusaha untuk lepas dari jeratan kutukan itu. Beruntungnya ia mendapatkan bantuan dari Ardo yang diperankan oleh Christian Sugiono. Ardo tak lain adalah mantan pacar Raina sekaligus berprofesi sebagai wartawan yang saat itu sedang menyelidiki kasus pembunuhan di hotel itu. Mereka berusaha keras untuk keluar dari kutukan itu. Mengingat tak banyak waktu yang mereka punya untuk bisa lepas dari kutukan itu.

Selain hadirnya kembali Christian Sugiono dalam layar lebar, isu bahwa film ini adalah kisah nyata menjadi daya tarik tersendiri. Berbagai argumen disampaikan netizen lewat media sosialnya. Khususnya warga Semarang yang mencoba mencari hotel mana yang sebenarnya di maksud dalam film ini.

Dua nama hotel di Semarang menjadi sorotan publik bahkan media. Mulai dari hotel Siranda, sampai hotel Skygarden.

Dilansir dalam Jatim Network via suaramerdeka.com, hotel Siranda menjadi inspirasi film Panggonan Wingit. Menurut penuturan masyarakat, hotel tersebut dibangun pada tahun 1979. Kini sudah tidak beroperasi lagi, bahkan sudah lama tutup. Tepatnya sejak tahun 1990-an. Konon katanya banyak isu terkait dengan pembunuhan di dalam hotel itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun