Untuk membiayai kebutuhan Ibu dan adik-adiknya, Sultan pergi merantau ke Jakarta. Yang di mana banyak sekali orang desa menganggap bahwa mencari peruntungan di ibu kota adalah jalan terbaik untuk mencapai kesuksesan.
Alhasil, Sultan terlihat sukses mengadu nasib di Jakarta. Ia rutin mengirim uang bulanan ke keluarganya di Sukabumi sebanyak 2 juta rupiah. Sesekali, Sultan juga nampak berkomunikasi dengan Ibu dan adik-adiknya melalui video call. Tampak terlihat Sultan sedang bekerja bahkan mendirikan perusahaan.
Kesuksesan anak sulung membuat adik-adiknya ingin mengikuti jejaknya. Bilqis (Anya Geraldine) sebagai anak kedua sekaligus anak perempuan satu-satunya, ingin menyusul sang kakak dan ikut bekerja di sana. Tetapi tentunya tidak mudah bagi Bilqis untuk mendapatkan restu dari Ibunya. Mengingat Bilqis adalah anak perempuan dan citra gadis-gadis ibu kota dianggap buruk oleh orang desa.
Adik paling bungsu adalah Aji (Alzi Markers) yang baru saja tamat sekolah. Sebagai generasi Z, Aji punya cara pandang yang berbeda terkait dengan pendidikan. Tentunya dia sangat ingin menjadi sarjana seperti teman-temannya yang memutuskan untuk melanjutkan ke bangku perkuliahan.Â
Melihat kondisi kakak pertamanya sukses di Jakarta, Aji tidak ingin mengabaikan kesempatan. Ia meminta kepada kakaknya untuk dibiayai uang kuliahnya. Minimalnya untuk tahap awal diberi uang pendaftaran kuliah termasuk ongkosnya.
Singkat cerita, Bilqis mendapatkan izin untuk menyusul kakaknya di Jakarta. Alhasil Bilqis mengetahui kebohongan yang selama ini dilakukan oleh Sultan. Kesuksesan yang selama ini Sultan tampilkan hanya rekayasa semata. Sultan tinggal di kamar sepetak di pinggiran ibu kota. Tidak memiliki pekerjaan dan hanya terlihat ikut jadi tukang parkir bersama temannya.Â
Untuk mengirim uang bulanan kepada keluarganya di Sukabumi, Sultan harus meminjam kepada rentenir. Utangnya yang semakin bertumpuk membuat Sultan hampir setiap hari dikejar-kejar oleh penagih utang.
Mulanya Bilqis akan mengungkap kebohongan Sultan pada ibunya, tetapi niat tersebut diurungkan setelah keduanya mengetahui utang almarhum sang ayah yang nominalnya sangat besar. Sang ayah memiliki utang sebanyak 300 juta dengan jaminan rumah di Sukabumi yang selama ini mereka huni.
Sebagai kepala keluarga, Sultan tidak mau kabar tersebut sampai ke telinga sang Ibu. Apalagi Ibunya memiliki riwayat sesak jika dalam keadaan terkejut. Akhirnya Bilqis pun turut melanjutkan kebohongan Sultan dan ikut membantu untuk melunasi utang 300 juta.
Bagi perempuan, mencari pekerjaan di ibu kota nampaknya lebih mudah dibandingkan laki-laki. Di saat Sultan hanya bisa menjadi tukang parkir dengan imbalan uang recehan saja, Bilqis begitu mudah mendapatkan pekerjaan.Â
Pertama, Bilqis bekerja di tempat pijat. Meski dia memilih untuk tidak melayani tamu dengan fasilitas plus-plus, tetap saja Bilqis bertemu dengan tamu yang tidak memiliki norma dan adab. Saat itu juga Bilqis memutuskan untuk berhenti.