Mohon tunggu...
Siska Erma
Siska Erma Mohon Tunggu... Lainnya - BSIP Bangka Belitung

Lagi Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Petunjuk Teknis Produksi dan Pengelolaan Benih Melon

1 Oktober 2024   15:45 Diperbarui: 1 Oktober 2024   16:18 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Data Pribadi

Melon komersial di Indonesia dikenal sejak dimasukkannya varietas Sky Rocket pada tahun 1970-an (Tjahjadi, 1987). Tetapi sampai saat ini kebutuhan benih oleh petani dipasok dari luar negeri. Benih mempunyai kontribusi dalam usahatani melon mencapai antara 32 - 47%, menyamai kebutuhan tenaga kerja. Pada umumnya benih yang diintroduksi adalah hibrida superior untuk sifat tertentu, sehingga bila biji F2 ditanam kembali, tanaman generasi F2 tersebut akan menurun hasilnya, baik mutu, ukuran buah maupun ketahanannya terhadap cekaman lingkungan, dan penyakit layu. Petunjuk teknis ini disusun sebagai pedoman pelaksanaan produksi benih inti dan benih penjenis varietas-varietas unggul tanaman melon.

1. Penciri Umum

a. Syarat Tumbuh

  • pH tanah: 5,6-7,2
  • Tipe tanah: geluh berpasir dan kaya bahan organik
  • Ketinggian tempat: 200-900 mdpl
  • Curah hujan: 2.000 - 3.000 mm per tahun
  • Kelembaban udara ideal: 70-80% dengan kondisi sirkulasi udara lancar
  • Suhu ideal perkecambahan benih: 25-35C
  • Intensitas sinar matahari: 10-12 jam sehari

b. Taksonomi dan Morfologi

  • Kingdom      : Plantarum
  • Divisi           : Spermatophyta
  • Sub-divisi      : Angiospermae
  • Kelas           : Dikotil
  • Sub-kelas     : Sympetalae
  • Ordo           : Cucurbitales
  • Family          : Cucurbitaceae
  • Genus          : Cucumis
  • Spesies        : Cucumis melo

II. Penciri Khusus

  • Akar: Akar tanaman melon adalah tunggang yang terdiri dari akar utama (primer), panjangnya sekitar 15-20 cm dan akar lateral (sekunder) panjangnya sekitar 35-45 cm. Dari akar lateral keluar serabut-serabut akar (tersier)
  • Batang: Batang tanaman berbentuk segilima tumpul,tumbuh menjalar, berbulu, lunak, bercabang-cabang. Panjangnya dapat mencapai 1,5-3 meter
  • Daun: Daun melon berwarna hijau dengan bentuk daun bercangap atau menjari bersudut lima, berlekuk 3-7 lekukan dan bergaris tengah 8-15 cm. Daun ditopang oleh tangkai daun yang perpanjangannya merupakan induk tulang daun. Permukaan daun berbulu kasar. Susunan daun berselang seling. Tanaman melon memiliki sulur yang terdapat pada setiap ketiak daun
  • Bunga: Bunga melon berbentuk lonceng, berwarna kuning, kebanyakan uniseksual-monoesius, artinya letak bunga jantan dan bunga betina terpisah tidak dalam satu bunga, tetapi masih dalam satu tanaman. Bunga betina terbentuk secara soliter (tunggal), dengan tangkai yang pendek dan tebal. Bunga betina akan rontok jika tidak diserbuki dalam 2-3 hari. Bunga betina terdapat pada ketiak daun ke-1 atau ke-2 dari berbagai cabang. Bunga jantan terdapat berkelompok 3-5 buah, terdapat pada semua ketiak daun, kecuali diketiak daun yang terdapat bunga betina. Bunga jantan memiliki tangkai yang tipis dan panjang akan rontok dalam 1-2 hari setelah mekar.
  • Buah: Kulit buah melon tidak terlalu tebal tetapi keras dan liat. Kulit buah tersusun dari lapisan epidermis yang umumnya berjaring. Lapisan mesodermis yang memiliki ketebalan 1 mm, lapisan endodermis berbatasan langsung dengan buah. Lapisan mesodermis dan endodermis berwarna hijau tua yang membedakannya dengan daging buah yang berwarna hijau muda atau jingga. Diantara rongga buah terdapat sekumpulan biji melon yang terbalut dalam plasenta berawarna putih, plasenta ini berlendir. Biji melon umumnya berwarna cokeiat muda, panjang rata-rata 0,9 mm dan diameter 0,4 mm. Dalam satu buah melon terdapat 200-600 biji. Tipe buah melon berdasarkan ada tidaknya jaring pada buah: a) Tipe melon berjaringg (netted melon); b) Tipe melon tanpa jaring (winter melon); dan c) Tipe melon semi berjaring (semi-netted melon).

III. Pemrosesan Benih

Benih diambil dari buah yang sudah masak fisiologis.

  • Pembuangan Sarkotesta: Sarkotesta adalah selaput lendir yang membungkus biji yang masih segar. Sarkotesta pada biji segar ini sulit untuk dibuang, oleh karena itu biji yang baru dicuci perlu di simpan pada tempat dengan peredaran udara baik selama dua hari (kering-angin) sampai sarkotesta berangsur-angsur menjadi keriput. Setelah itu biji dicuci dan diremas-remas dengan kain kasar atau abu gosok untuk menaggalkan sarkotesta dari biji. Sarkotesta yang telah keriput ini mudah ditanggalkan. Sarkotesta perlu dibuang karena mengadung bahan yang menghambat perkecambahan benih. Setelah sarkotesta dibuang, biji direndam 10 menit dalam larutan fungisida (Benlate 2 g/1) sebelum dikeringkan.
  • Pengeringan: Pengeringan biji bisa dilakukan dengan pengeringan menggunakan matahari ataupun diangin-anginkan saja. Biasanya masa pengeringan selama dua hari. Cara yang baik adalah dengan meletakkan biji di atas kertas koran, kemudian menjemurnya di bawah matahari langsung atau di tempat yang teduh. Dengan pengeringan ini, viabilitas benih dapat lebih dijaga bila dibandingkan dengan benih basah atau masih mengandung sarkotesta.
  • Pembungkusan dan Penyimpanan: Penyimpanan dapat dilakukan menggunakan kantong plastik berklip maupun wadah lain yang tertutup rapat (alluminium foil) yang diberi butiran silica gel. Penyimpanan benih dalam suhu rendah sebelum persemaian dapat meningkatkan keberhasilan persemaian. Suhu 15C dapat menghilangkan aktifitas zat penghambat pertumbuhan dalam benih.
  • Pelabelan: Pelabelan benih sebelum penyimpanan adalah sangat penting, karena hal ini menyangkut pengendalian mutu benih. Label harus berisi tentang informasi status benih, yaitu: instansi pembuat benih, nama komoditas, varietas, tanggal panen, tanggal proses benih, tanggal pembungkusan, tanggal penyimpanan, tanggal pengujian viabilitas benih, dimana pengujian viabilitas benih dapat dilakukan beberapa kali.

IV. Persemaian Benih

Benih setelah direndam dalam air ( 12 jam) harus segera disemaikan. Ciri-ciri biji telah berkecambah : setelah inhibisi maksimum biji pecah dan keluar akar.

  • Perkecambahan Menggunakan Kertas: Pada teknik ini benih diletakkan secara berbaris di atas kertas hisap (kertas merang) yang dibasahi air. Peletakan benih di atas kertas basah bisa dilakukan secara berlapis-lapis, maksudnya benih yang sudah diletakkan di atas kertas basah ditutupi lagi dengan kertas basah, kemudian di atasnya diletakkan lagi benih yang lain. Setelah benih berkecambah dipindahkan ke dalam media persemaian di polibag.
  • Perkecambahan dalam Bak Perkecambahan: Bak perkecambahan yang dipakai dapat berupa seed bed besar yang bisa dibuat sendiri dari papan kayu ataupun menggunakan tray plastik tergantung dari jumlah benih yang akan ditanam. Media yang dipakai adalah media pasir agar aerase dalam media bagus dan juga memudahkan kecambah dicabut pada saat pemindahan ke polibag. Benih ditanam dengan kedalaman lebih kurang 1 cm. Setelah benih berkecambah dapat langsung dipindahkan ke polibag.
  • Persemaian Langsung di Media Polibag: Pada teknik ini benih disemaikan langsung pada media tempat semaian tumbuh sampai siap dipindah ke lapang. Jumlah benih yang ditanam per polibag adalah lebih dari satu untuk antisipasi kalau satu benih tidak tumbuh. Biasanya ditanam dua benih per polibag yang ditanam dengan jarak 2 cm antar benih.
  • Perawatan Persemaian: Media tumbuh harus senantiasa lembab, tetapi tidak tergenang, oleh karena itu aerase dalam media harus baik. Penggunaan pestisida pada tahap awal pertumbuhan adalah penting, karena pada awal pertumbuhan ini, semaian melon mudah sekali terserang hama pengganggu seperti siput, trip dan tungau. Begitu pula dengan cendawan, biasanya Cladosporium. Penyemprotan pestisida dengan bahan aktif benomyl, propinel, karbendazim dapat mengatasi hal tersebut. Aplikasi pestisida dilakukan satu minggu sekali sebagai langkah pencegahan.

Sumber Referensi: Juknis Produksi dan Pengelolaan Benih Melon, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (ISBN: 978-979-1465-29-8) Tahun 2010.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun