Penulis: Tanjung K. Yuniasari, M.Tassim Billah, dan Yul Harry Bahar
Publikasi: Jurnal Inovasi Penelitian Vol. 1 No. 3 (2020)
Sinopsis:
Good Agriculture  Practices (GAP) bertujuan untuk meningkatkan produktivitas cabai rawit merah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat keberdayaan petani melalui penerapan GAP pada cabai rawit merah, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberdayaan petani. pemberdayaan melalui penerapan GAP pada cabai rawit merah, menentukan model dan strategi peningkatan pemberdayaan petani. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Rumpin pada bulan Maret sampai Juli 2020. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 47 petani yang aktif menanam cabai rawit merah. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Variabel independen meliputi karakteristik petani, peran penyuluhan pertanian, ketersediaan infrastruktur, ketersediaan sumber informasi, dan variabel dependen pemberdayaan petani. Pengumpulan data primer menggunakan instrumen berupa kuesioner. Data diolah dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keberdayaan petani melalui penerapan GAP pada cabai rawit merah masih rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberdayaan petani adalah luas lahan, peran penyuluh pertanian, ketersediaan infrastruktur, dan ketersediaan sumber informasi. Model yang ditentukan dalam penelitian ini adalah memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan GAP pada cabai rawit merah. Strategi untuk meningkatkan tingkat pemberdayaan adalah dengan mengadakan pelatihan penerapan poin wajib sebagai prioritas pertama dan penerapan poin rekomendasi sebagai prioritas kedua.Â
Keunggulan:
Metode hingga pelaksanaan peneitian yang telah dituangkan pada jurnal sangat komplek, baik dari faktor-faktor yang mempengaruhi, jumlah sampel, hingga sumber data. Faktor-faktor yang dibahas juga diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal, antara lain; karakteristik  petani, peran penyuluh, ketersediaan sarana prasarana, dan ketersediaan sumber informasi sementara faktor eksternal ditinjau dari peran penyuluh, sarana prasarana, dan ketersediaan sumber informasi. Kemudian untuk mencapai tujuan penelitian digunakan 3 metode berbeda sekaligus,  Analisis  statistik deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan tingkat keberdayaan petani melalui penerapan GAP, analisis regresi linear berganda dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberdayaan petani melalui penerapan GAP cabai rawit merah, dan analisis statistik deskriptif serta regesi linear berganda untuk menentukan model dan strategi peningkatan keberdayaan petani melalui penerapan GAP cabai rawit merah.
Kekurangan:
Jurnal ini memang menggunakan instrumen penelitian dan metode yang komplek, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberdayaan petani seperti luas lahan, peran penyuluh pertanian, ketersediaan infrastruktur, dan ketersediaan sumber informasi. Tetapi pada pembahasan tidak dijelaskan secara detail keterkaitan faktor-faktor tersebut dengan komponen-komponen pelaksanaan Good Agriculture  Practices (GAP) sebagai upaya peningkatan produksi cabai rawit merah. Hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi terbatas pada tidak terlaksananya penerapan GAP secara umum, padahal penerapan GAP yang nyata untuk mencapai target pasar yang lebih berkualitas harus memperhatikan ketentuan yang lebih detail dan spesifik lokasi.
Saran:
Jurnal ini akan lebih menarik jika menjelaskan secara rinci penerapan GAP apa saja yang dapat memperkuat usahatani berdasarkan analisis lapang penulis, dimulai dari faktor lahan, proses tanam, pemeliharaan hingga produk akhir yang dihasilkan.