Mohon tunggu...
Siskaa_mstika
Siskaa_mstika Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Revolusi Pendidikan: Problematika Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar

25 Februari 2024   12:07 Diperbarui: 25 Februari 2024   12:12 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan suatu usaha yang mendasar dan terencana untuk menciptakan suasana dan proses belajar  agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi yang dimilikinya. 

Revolusi pendidikan membawa dampak besar terhadap perubahan kualitas peserta didik saat ini. Sebab pendidikan tidak hanya menjadi sarana  bagi generasi muda yang  akan menjadi penerus bangsa untuk menjadi "agent of change", namun juga perlu menjadi "agent of producer" agar mampu menciptakan sesuatu yang otentik. Dalam keadaan apa pun seseorang tidak dapat menyangkal pengaruh penerapan pendidikan sehari-hari. 

Pendidikan dianggap sebagai hal terpenting di negara mana pun. Dengan kata lain kemajuan suatu negara/bangsa dapat diukur dari kualitas pendidikan di negara/bangsa  tersebut. Jika kualitas pendidikan yang ada buruk, maka suatu bangsa atau negara akan tertinggal. 

Menurut Nandika, sejak tahun 1972, UNESCO (United Nations  Educational, Scientific and Cultural Organization)  dan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization telah menekankan bahwa pendidikan mempunyai fungsi  membuka jalan bagi pembangunan nasional (Nandika: 2007).

Indonesia sendiri merupakan negara yang serius dalam menyelenggarakan pendidikan. Pemerintah telah mengambil berbagai inisiatif untuk menjamin kelangsungan pendidikan yang lebih baik. Saat ini Indonesia sedang berupaya meningkatkan mutu pendidikan  Indonesia melalui kurikulum merdeka. 

Penerapan kurikulum merdeka tersebut diharapkan  menjadi peluang baik bagi Indonesia untuk  meningkatkan mutu pendidikan dan  meningkatkan daya saing agar bisa mengejar ketertinggalan dari negara lain. Artikel ini ditulis untuk  membahas kondisi pendidikan di Indonesia saat ini yang dinilai masih rendah, dan permasalahan kurikulum yang belum sepenuhnya diterapkan.

Institusi pendidikan berupaya untuk meningkatkan kualitas dan terus mengalami perubahan. Hal ini akan dicapai melalui pengenalan kebebasan belajar untuk lebih meningkatkan sumber daya manusia Indonesia dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk lebih berkreasi melalui aktifitas pemebelajaran yang telah dibentuk. Guru juga kini lebih fleksibel dalam memberikan pembelajaran yang berbeda-beda  tergantung kemampuan siswa.

Keunggulan kurikulum merdeka belajar, yaitu:

  • Kurikulum berfokus pada materi-materi esensial dan mengembangkan  potensi siswa pada setiap tahapannya, sehingga proses pembelajaran menjadi mudah namun bermakna.
  • Siswa dapat memilih mata kuliah dan mata pelajaran sesuai keinginannya, sehingga siswa dapat mempelajari  dengan lebih kreatif dan leluasa sesuai minat dan bakat masing-masing.
  • Proses pembelajaran pada kurikulum merdeka  lebih interaktif dan relevan dengan kehidupan saat ini, Digunakan proyek (pembelajaran berbasis proyek) agar siswa nantinya dapat berpartisipasi dalam masyarakat menjadi lebih terbiasa menghadapi permasalahan nyata.

Hambatan dalam kurikulum Merdeka Belajar (self-directed learning) antara lain:

  • Kurang berpengalaman dalam melakukan self-directed learning,
  • Terbatasnya bahan referensi,
  • Akses belajar,
  • Manajemen waktu,
  • Kompetensi kemampuan keterampilan yang cukup .

Bagi pendidik sendiri beberapa problematika penerapan kurikulum merdeka belajar, seperti:

  • Rencana

Untuk kepala sekolah tentunya harus bias mengembangkan rencana pengajaran untuk semua guru mengenai materi inti kurikulum mandiri, serta nasihat sebelum semester baru dimulai. Pembinaan dilakukan di luar jam sekolah sehingga mengharuskan guru mengambil cuti selama beberapa hari.

  • Pelaksanaan

Pembinaan meliputi pembelajaran paradigma baru, pembahasan CP, analisis bagaimana CP menjadi TP dan  ATP, pembedaan modul pengajaran, asesmen diagnostik, dan profil siswa Pancasila, berisi proyek untuk penyempurnaan.

  • Evaluasi

Pembuatan modul pendidikan dan proyek selangkah demi selangkah membutuhkan waktu satu hari per minggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun