Mohon tunggu...
Siskaa_mstika
Siskaa_mstika Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kompleksitas Kurikulum: Tantangan Psikologi dalam Menghadapi Kurikulum yang Kompleks

15 Februari 2024   15:14 Diperbarui: 15 Februari 2024   17:25 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurikulum adalah suatu rencana atau program yang disusun oleh lembaga pendidikan untuk siswa-siswa mereka. Di Indonesia, telah terjadi sekitar 10 hingga 11 kali perubahan dalam kurikulum sejak negara ini merdeka. Perubahan-perubahan ini seringkali menimbulkan kebingungan, terutama bagi para pendidik, siswa, dan bahkan orang tua. 

Menurut Nasution (2009: 252), "Mengubah kurikulum dapat juga diartikan dengan turut mengubah manusia, yaitu pendidik, penyelenggara pendidikan, dan semua yang terlibat dalam pendidikan. Itu sebabnya perubahan kurikulum terebut sering dianggap sebagai perubahan sosial atau social change." 

Selain itu, kurikulum yang diterapkan di Indonesia juga cukup kompleks, yang berdampak pada beban belajar bagi siswa dan tugas-tugas yang harus diemban oleh pendidik. Sekarang ini, Indonesia menerapkan kurikulum merdeka yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan daya saing negara ini agar sejajar dengan negara-negara lain.

Sedangkan Psikologi pendidikan mempelajari struktur sosial dalam konteks pendidikan, dan dalam pengembangan kurikulum, landasan psikologis sangat diperlukan. Ini mencakup faktor-faktor psikologis yang menjadi pertimbangan utama dalam merancang kurikulum, terutama dalam pemilihan bahan ajaran dan strategi pembelajaran. Implikasi psikologis ini memengaruhi peran guru sebagai perancang kurikulum, pengembang, dan pelaksana pembelajaran. 

Menurut Reece dan Walker (1997), "setiap siswa adalah individu unik, dengan cara belajar yang berbeda-beda." Jadi, meskipun guru memiliki sejumlah siswa dalam kelas, mereka semua merupakan individu sendiri-sendiri. Mereka memiliki harapan masing-masing, dan penting bagi guru untuk memenuhi harapan mereka. Berdasarkan penjelasan ini, baik dari segi teori maupun praktik, tidak ada alasan bagi seorang guru untuk tidak mengenal siswanya. 

Sebaliknya, penting bagi seorang guru untuk mengenali setiap siswa secara individu sebagai prioritas utama. Ini penting agar guru dapat menyusun strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing siswa. Dengan mengenali siswa dengan baik, seorang guru memiliki dasar yang kuat untuk mencapai kelancaran dan kesuksesan dalam melaksanakan tugasnya, yaitu memberikan pelayanan yang optimal kepada siswa untuk memastikan proses belajar berjalan

Oleh karena itu, psikologi pendidikan memiliki peran penting dalam pengembangan kurikulum yang semakin kompleks. Dalam praktiknya, penerapan kurikulum memerlukan pemahaman psikologos untuk membantu peserta didik dan pendidik dalam proses pembelajaran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun