Mohon tunggu...
Siska Dewi Arini
Siska Dewi Arini Mohon Tunggu... -

Reporter. Adventurer. Miris, melihat kehidupan masyarakat di Ujung Negeri, yang seharusnya menjadi beranda Republik ini. namun nyatanya selalu terpinggirkan, terisolir, dan jauh dari kesejahteraan. Memotret kehidupan masyarakat di pulau terluar dan perbatasan, membuat saya berkata, Indonesia KAYA!!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sinetron: Tersanjung Vs Century

11 Maret 2010   11:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:29 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hasil penelitian Litbang Kompas tanggal 24 Januari 2010 menunjukkan bahwa angka menonton berita lebih besar dibanding menonton sinetron. Hal ini lantaran tayangan berita yang dipertontonkan media terkait kasus Bank Century mampu membuat masyarakat enyah sejenak dari peradaban sinetron. Namun sebenarnya tayangan berita terkait kasus Bank Century tak jauh-jauh beda dengan kisah sinetron yang sering ditayangkan di stasiun televisi non news. Bedanya hanya pada kisah nyata dan rekayasa. Tak bisa dipungkiri, kisah kasus Century merupakan kisah nyata yang dibalut rekayasa. Bak sinetron yang tayang striping, kasus Centurypun demikian, hampir setiap jam/hari (7hari 24 jam), pemain atau lakon dalam pengungkapan penyelewengan uang negara sebesar 6,7 trilyun ini shooting. Sutradaranya tak lain dalah media itu sendiri. Bisa dilihat dalam setiap peliputan, angle berita atau bahasa sinetronnya ‘judul episode’ ditentukan media masing-masing. Misal, Episode kali ini judulnya “sidang pansus  yang kisruh”. Besok, soal saksi  yang dianggap  kurang tegas, dll.

Jika anda masih ingat sinetron dengan episode terpanjang, Tersanjung, maka Centurypun berlomba-lomba untuk menjadi rekor dalam kasus terpanjang yang ditangani pemerintah. Bedanya, pemain dalam sinetron tersanjung sering berganti-ganti dengan alasan agar penonton tidak bosan menyaksikan artis yang itu-itu saja, agar kualitas akting aktris di Indonesia bisa dilihat secara merata. Sedangkan dalam kasus Century, para pemainnya itu-itu saja, tidak bisa digantikan. Dalam sekejap, para pemain sinetron Century ini terkenal dadakan. Mereka yang sebelumnya belum pernah nongol dilayar kaca dan kurang dikenal masyarakat umum tiba-tiba menjadi tenar (kecuali Ruhut, yang semakin meroket sejak sinetron Century tayang).

Yaa...masyarakat Indonesia masih suka dengan sinetron. Hanya genre dan bentuk pengemasannyasaja yang berbeda. Kalaupun dalam sinetron biasanya pemeran utama selalu nomor 1 dan tak terkalahkan, dalam kasus Century ini pemeran utamanya belum tampak, masih dirahasiakan. Inilah yang selalu ditanya-tanya oleh penonton (masyarakat). Siapakah kira-kira “super heroes” yang akan meyelamatkan keterpurukan negara dengan kasus ini dan menangkap sang penjahat ulung?. Karena lambat laun sinetron Century ini akan membosankan, jika sutradaranya tidak memunculkan lakon-lakon yang diharapkan. Karena belakangan, alur ceritanya semakin meluas dan berubah isu. Ingat..!!! Masyarakat indonesia akan jeli melihat setiap perkembanagan sinetron ini, karena masyarakat Indonesia pada dasarnya suka sinetron dengan dramatisasi yang menguak emosi. Seperti kebanyakan harapan, sinetron ini tentu akan happy ending...

-SDA-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun