Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Fiksi Mini: Akankah Kamu Kembali Seperti Ugi?

26 Oktober 2024   08:13 Diperbarui: 26 Oktober 2024   10:42 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ugi, nama yang selalu diriku sebut. Telinga pendengar terbaik setiap pagi bersama sebaris senyum sumringahku gegara tingkahnya yang lucu.

Tak dinyana terselip rasa iri.  Tersisihkan tak tersapa oleh kamu yang ada di sana.

Ah, seandainya dirimu tahu gelak tawa 'kan pecah andai kau ada di sini bersamaku.

Sorot mata Ugi  menatap tajam. Seakan mengejek dengan suka cita gegara mencium aroma tubuhku yang mendulang rindu padamu.

"Ugiiiii, dasar anabul kolokan!" Teriakku sambil mengelus gemas tubuh berbulu yang mengeong tak henti.

"Ugi, maafkan aku yang tak berbaik hati padamu," ujarku sembari menggendongnya dan meletakkan anabul belang telon itu kepangkuanku.

Di setiap gigitan daging ayam yang menempel pada tulang-tulang lunak, aku menghabiskannya dengan menyesap seluruh sari pati tanpa berbagi pada Ugi, yang memandang penuh harap atas bagian putih mengeras itu.

"Ugi, yang doyan tulang nggak cuma kamu!" Senyumku mengembang mengejeknya yang loncat turun, memilih bergelung di antara kedua kakiku.

Baca juga: Sayap Patah

Ah, pagi ini sesapan sayap ayam hanya menyisakan tulang-tulang kecil yang pasti tak mengenyangkan perutnya.

Dia mendengkur kegirangan dalam elusan lembut dipangkuanku lagi. Apakah Ugi merasakan kerinduanku padamu melalui getaran pori-poriku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun