Sekian purnama menunggu
Hingga Agustus berlalu
Penantian pilu membisu
Rindu ini makin membeku
...
Tunggulah aku di kota itu
Meski tak bisa kupastikan waktu
Bukan berarti ragu
Atau tak rindu
...
Tahukah kenapa hujan meluruh
Meninggalkan langit biru ?
Bukan berarti ia tidak setia bersatu
Tapi sengaja kebumi untuk jatuh
Lalu kembali hadir disuatu waktu
Untuk lebih indah dalam lain wujud:
Pelangi yang utuh
----
Wahai, cintaku
Kekasih sejatiku
Aku 'kan menunggu dengan sabar
Bersama rindu yang tergagap dan kian barbar
Di suatu tempat, di suatu masa
Di mana kita pernah saling bertukar senyum dan bersitatap mata
Dan, kupastikan rindu yang kautitip takkan lesap
Ia tetap tumbuh
Dalam rengkuh dalam dekap
...
Meski senja berlalu
Purnama membisu
Hati tersayat menahan rindu
Aku tetap menunggu
----
Relung rindu para pemuisi, Jumat, 8 September 2023
***
#PuisiKolaborasi dari anggota Komunitas Penulis Berbalas. Puisi Bersambung karya Siska Artati, Ali Musri Syam, Lilik Fatimah Azzahra dan Yuliyanti.
***
 Artikel 80 - 2023
#Tulisanke-525
#Puisi Kolaborasi
#Puisi Bersambung
#KomunitasPenulisBerbalas
#KPB
#NulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H