Jelang suatu sore yang terik, saya menyempatkan diri untuk membuat cemilan yang bisa disantap sebagai teman nge-teh atau ngopi bersama suami. Belahan jiwa saya sedang asyik dengan buku-buku tebal dan dan laptop, menyelesaikan tugas kuliah yang harus diunggah berurutan sesuai jadwal mata kuliah sore itu.
Jadilah saya mengeksekusi niatan saya membuat Martabak Mini, lumayan buat ngemil sore-sore, kan.
Sesuai judul, martabak yang saya buat memang ukuran mini dengan takaran isian menyesuaikan kulitnya. Saya memilih kulit lumpia yang siap pakai, bukan adonan kulit martabak yang biasa dibuat oleh pedagang martabak telur.
Saya penasaran juga, sebenarnya martabak asalnya dari mana ya? Karena saya mendengar bahwa martabak yang enak itu terkenal dari Bangka, sebuah pulau di sebelah timur Sumatera, yang masuk wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pun saya pernah mencicipinya langsung di sana saat liburan menemani Ibu saya --semasa masih hidup, untuk sejenak pulang kampung.
Namun tak kalah enak pula, martabak telur dari Tegal - Jawa Tengah. Rerata pedagang martabak di Kota Tepian Mahakam yang saya temui, juga berasal.dari Kota Bahari tersebut. Bahkan ngobrol dengan mereka dengan bahasa asli Tegal, ketahuan kalau mereka itu masih saling berkerabat.
Dan, benar! Ketika saya buka di Wikipedia, sejarah martabak telur ini tercatat berasal dari Kota Tegal. Sedangkan sebutan Martabak berasal dari bahasa Arab yang artinya terlipat. Selengkapnya, pembaca silakan bisa berkunjung sejenak pada link tersemat ya.
Baiklah, saya berbagi resep sederhana untuk membuat Martabak Mini dengan rasa maksi! Maksimal enaknya, ahay!
Yuk, lakimares! Langsung kita mainkan resepnya!
***