Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Berkat Kebiasaan Membacakan Cerita Jelang Tidur, Anak Jatuh Cinta pada Buku

29 September 2022   09:21 Diperbarui: 30 September 2022   20:00 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: Pexels/RFstudio

Namun hal itu tak selamanya lancar. Memasuki tahun ajaran baru, yang mana semua kegiatan harus menggunakan aplikasi google meet, google clasroom, zoom meeting, whatsapp dan e-mail dengan link akun sekolah, tak memungkinkan lagi anak menggunakan gadget orangtua.

Terpicu karena keadaan pandemi, akhirnya kami pun 'terpaksa' membelikan gawai untuk anak, dengan tujuan sebagai alat penunjang kegiatan daring sekolah. 

Apakah lantas kami sebagai orangtua menyerah dengan keadaan pandemi dengan kehadiran gawai di tangan anak saat usia belum memasuki tahap bertanggung jawab?

***

Ilustrasi gambar: Pexels/RFstudio
Ilustrasi gambar: Pexels/RFstudio

Tak bisa dipungkiri, dengan adanya gawai yang berasa milik sendiri, anak saya mulai kecanduan benda elektronik ini. Apalagi sejak kecil, kami tak membiasakan untuk menggunakannya layaknya barang pribadi.

Otomatis dengan adanya kegiatan daring dan mengatur jadwal belajar serta mengunggah hasil pembelajaran melalui aplikasi, anak pun bertanggung jawab dengan rutinitas harian atas penggunakan gawainya.

Meski lebih sering berkutat dengan gawai, baik urusan sekolah maupun chit-chat dengan teman dan konsul dengan guru berkaitan dengan pelajaran, bermain game online pun tak terhindarkan.

Meski sudah dilarang untuk mengunduh aplikasi game dan media sosial lainnya, kami pun tak bisa menutup mata bahwa anak zaman now membutuhkan pergaulan luas melalui media tersebut.

Kami sebagai orangtua hanya bisa menasehati dan mewanti-wanti dampak negatif dan positif dari media sosial, mempertimbangkan usia remaja yang masih labil.

Kami bersyukur bahwa anak memperhatikan nasehat orangtua dan memberikan alasan uang bisa kami terima mengapa ia membtuhkan aplikasi media sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun