Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kelu Mengeja Rindu

20 September 2022   08:16 Diperbarui: 20 September 2022   08:19 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: https://m.kumparan.com


Sepucuk surat cinta
Terselip diantara kertas-kertas bisu
Menuturkan isi hatimu
Menyatakan rasa yang terpendam
Aku tersipu, bukan malu
Tapi sensasi bungah yang menjalar dalam ribuan kubik darah meremaja
Ah, inikah jatuh cinta?

Ya, inilah cinta
Cinta pertama pada pandangan pertama
Di sudut relung hati terdalam, diam-diam
Aku menyukaimu dengan senyuman manismu aku telah jatuh hati
Cinta telah membuat hariku semakin indah dan berwarna

Warna-warni kehidupan
Yang telah kau rasakan sendirian
Diluar jangkauan takku pedulikan
Maafkan aku belahan jiwa nyawa taruhan
Sayangku padamu tanpa  pengecualian

Engkau belahan jiwaku
Tanpamu diriku tidak bisa utuh
Cinta ini hanya tumbuh denganmu
Tanpamu akan kering dan layu

Baca juga: Betapa Kering Hati

Bertemu kala wisata dulu
Senyummu meluluhkan jantungku
Pribadimu menawan hidupku
Hingga hatiku tertinggal padamu

Bolehkah kupercayakan sepenggal hatiku padamu?
Bisakah kau menjaganya tetap utuh?
Aku takut tak kan mampu memperbaikinya
Jika suatu hari kau membuatnya patah

Patah hati ketika cinta telah terbelah
Membuat aku membuncah
Hidup pun tak terarah
Karena cinta yang kita bina jauh melangkah

Pernah langkahku tertatih menghitung jarak.
Pernah lisanku kelu mengeja rindu.
Namun, mengagumimu tak pernah membuatku jemu.
Simpul harap ini senantiasa kueratkan dalam bait sepertiga malam.
Semoga kelak kamu adalah benar belahan jiwaku.
Sosok imam yang kutunggu, merangkulku menuju indahnya istana syurga itu.

Baca juga: Penyesalan

Rumah Pena Alegori, Senin, 19 September 2022

***

#PuisiKolaborasi dari Komunitas Rumah Pena Alegori (para alumni kelas puisi) dengan Tema Belahan Jiwa. Sebuah Puisi Bersambung karya bersama Siska Artati, Evi Salam, Titi Ariswati, Eka, Wildan, Popy  Kang Thohir dan Nur Ahyani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun