Aku termangu menunggu hujan tiba
Berapa purnama tak mengirim kesejukannya
Seperti dia yang entah kemana
Tusukan nyeri makin nyata
Kuhitung malam
Kuhitung air hujan yang jatuh
Tak sebanding jatah rindu
Dan luka
Dan luka kala sua menuai getir getar
Di antara benci dan cinta berbaris panjang
Masa lalu tersekat dalam lubang yang meruang
Meminang asa agar rindu kembali bersinar
Bersinar menunggu mentari setelah hujan reda
Sayangnya, hujan kian lebat
Selebat hatiku mencintaimu
Cinta telah membelenggu hatiku
Di bawah derasnya hujan
Aku melihat kau bermain di belakangku
Katanya deras air adalah rindu
Ternyata air hujan itu sedih yang beradu
Turun menghapus luka
Basah hati hingga kecewa
Aku tak pernah membenci hujan
Meski hujan punya kisah yang pahit kurasakan
Namun aku akan tetap merindukan,
Kala air mataku tersapukan karenanya
Sensasi yang selalu kurindu
Air langit meneduhkan panasnya penghuni bumi
Meredam semua gejolak emosi
Membuat syahdu para pecinta dalam munajat yang lama bersama pencipta
Melarutkan semua dosa dalam lantunan istighfar lama
Menepikan semua masalah dunia bersama jernihnya tirta
Dari balik tirai jendela kamar
Kunikmati aroma petrikor bersama gerimis
Tetesannya yang berdansa di dedaunan
Melenting cantik dengan rancak
Senyumku mengembang mengingat gerimis senja bersamamu sepayung berdua.
Rintik mulai membasahi dedaunan
Suara loncatannya mulai mengalun
Bau tanah basah seolah berpendar
Menghantarkan rindu yang terdampar