Hujan turun hampir seharian dari subuh hingga sore hari di Kota Tepian Mahakam kemarin. Asisten Rumah Tangga (ART) tetap setia mengantar anak gadis saya berangkat sekolah dengan mengenakan jas hujan mengendarai roda dua. Usai itu kembali ke rumah saya, menjemput dan mengantar menuju tempat mengajar mengaji.
Saat usai mengajar jelang siang, hari masih gerimis. Bulik -demikian saya memanggil ART yang sudah kerja hampir 13 tahun di keluarga- Â menjemput dan mengantar saya pulang ke rumah. Tetiba motor sedikit tersendat ketika menaiki tanjakan.
"Motormu kenapa, Bulik?"
"Mboten ngertos. Mangke kulo cek." Bulik santai dan tenang. (Ndak tahu. Nanti saya cek)
Sesampai di rumah, beliau izin kembali pulang ke rumahnya karena ada keperluan lain. Saya mengiyakan saja, mengingatkan untuk berhati-hati di jalan.
Baca juga:Â "Kok, Awet Banget Bulik Kerja denganmu, Mbak?"
Sore hari, saat sedang mengajar mengaji anak-anak di rumah, tiba-tiba anak gadis saya menelpon. Suami yang baru pulang dari dinas luar kota membantu saya menjawab panggilannya.Â
Putri saya mengabarkan bahwa Bulik sudah menjemput di sekolah tetapi tetiba motornya mogok. Suami meminta anak kami untuk menunggu dan berjanji segera menjemputnya.Â
Barulah pagi ini saya mendapatkan kisah mengharukan dari Bulik atas kejadian yang dia alami.
***
Anak gadis saya sedikit cemas, bagaimana nanti bulik pulang mendorong motornya yang mogok dari sekolah menuju rumahnya. Itu sangat jauh lebih dari empat kilometer. Lagian cuaca masih bergelayut mendung, lumayan gerimis mereda.