Hampir saja saya melupakan sebuah kudapan yang telah saya persiapkan untuk keluarga saat berbuka puasa sunnah dan berniat menuliskan resep sederhana ini ke akun Kompasiana.
Foto- fotonya sudah siap di galeri tablet, namun karena kesibukan dunia nyata yang terus menggeliat, membuat saya belum menyempatkan diri menggunggahnya di sini.
Beberapa hari belakang rasanya badan sedang kurang sehat, sehingga belum konsentrasi untuk menulis artikel apapun. Akhirnya, pagi hari ini, saya berkesempatan menuliskannya.Â
***
Hampir tiga pekan lalu, saat saya dan suami sedang berolahraga di sekitar perumahan tempat tinggal, bertemu dengan Pak RT yang sedang bersibuk diri di pekarangan rumah.Â
Beliau menyapa kami dan menawarkan untuk membawa pulang hasil kebunnya berupa Labu Mentega. Kami setuju dan berjanji menuju ke rumah beliau usai berolahraga.Â
Saya takjub, baru pertama kalinya melihat dengan mata kepala sendiri, sayur yang berbentuk unik itu. Belum tahu pasti, apakah masuk dalam kategori sayur atau buah.
"Ini namanya, Labu Butter, Bu. Atau Labu Mentega. Ada juga orang menyebutnya Labu Madu, karena rasanya manis." Terang Pak RT kepada kami.
"Bisa diolah jadi masakan apa ya, Pak?" Saya penasaran, karena belum pernah mengolahnya. Lha wong ini pertama kali weruh bentuk-e, jeeee.