Sejak hari Senin lalu, NakDisku heboh merayu ayahnya untuk menonton bersama film Spider-Man di bioskop. Saya malah merayu anak untuk menyaksikan judul yang lain. Tapi ia bersikeras dengan kemauannya agar bisa nonton film kesukaannya.
Rayu punya rayu, akhirnya sang Ayah luluh. Tentu saja NakDis girang hati. Tak mengapa nonton bareng bunda, katanya. Karena harga tiket bakal lebih mahal jika akhir pekan. Maka hari ini, ketika film tersebut tayang serentak di seluruh Bioskop Indonesia, kami pun berangkat berdua menuju Cinema XXI yang berada di salah satu pusat perbelanjaan di kota kami.
Sengaja saya tuliskan pengalaman ini di kategori diary. Bukan di bagian hiburan atau layaknya tinjaun film. Ini karena tulisan saya lebih pada keseruan yang kami rasakan berdua untuk 'we time'Â di bioskop, setelah sekian lama gak bisa menikmati sajian film-film di tempat tersebut akibat pandemi.
Jadi, inilah film pertama yang kami tonton setelah adanya kelonggaran kegiatan masyarakat (PPKM), sekaligus kami anggap film akhir tahun 2021 yang fenomenal. Sebab film besutan Marvel Studios ini sangat ditunggu oleh para penggemar, termasuk anak saya.
***
Jujur, saya gak begitu tertarik dengan film-film komik seperti ini, meski pernah menonton sekuelnya juga di kanal film box office melalui TV Kabel di rumah. Namun demi mendapatkan kualitas berduaan bersama anak gadis, apapun saya lakukan agar kami hepi. Karena pada dasarnya saya suka nonton, sih.
Awalnya saya berniat membeli tiket di tempat. Sok percaya diri gak akan mengantri lama, karena hari ini tayang perdana, di hari dan jam kerja, dan bersengaja berangkat lebih pagi dari rumah, 2 jam sebelum film tayang sesuai jadwal yang akan kami pilih.
Namun ternyata, ketika ngobrol dengan supir ojek mobil online langganan kami, ternyata jam yang kami pilih sudah full booked oleh para calon penonton saat cek melalui aplikasi.
Walhasil, akhirnya kami membeli tiket secara online melalui aplikasi yang ada di gawai si Supir, memilih jam tayang pertama, dan belum banyak calon penontonnya.Â